Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2024
Triwulan pertama Januari-Februari-Maret 2024 :
“TUHAN Sumber Utama Pemberdayaan”
MINGGU, 4 FEBRUARI 2024
KELENDER GEREJAWI : MINGGU BIASA
PEMBACAAN ALKITAB : I KORINTUS 1:18-31; 2:1-5
TEMA : YESUS KRISTUS HIKMAT ALLAH
MEMBENARKAN, MENGUDUSKAN DAN
MENEBUS DUNIA
LATAR BELAKANG
Kita sudah memasuki bulan baru yang ke-2 dalam tahun 2024, yaitu bulan Februari, kita sudah mencapai hari ke-35 tanggal 4 Februari, minggu pertama bulan Februari sebagai minggu ke-5 dalam tahun 2024. Tema “pemberdayaan” dengan fokus triwulan 1 (satu) adalah: “TUHAN Sumber Utama Pemberdayaan”. Kita mendapatkan Firman Tuhan IKorintus 1:18-31, 2:1-5 yang akan mengarahkan kita untuk mengutamakan Kristus, hikmat Allah di dalam dunia, di tempat kita berkarya dalam pelayanan dan kerja, khususnya di negeri Papua, 6 Provinsi, 12 Wilayah Sinode dalam satu Sinode GKI. Seluruh rencana kerja (Renja) di dalam jemaat, Klasis dan Sinode yang akan dilaksanakan sepanjang minggu pertama Februari terus didoakan dengan berdasarkan pada Firman Tuhan yang kita refleksikan pada minggu hari ini. Tinggal satu minggu lagi akan berlaku masa kampanye, dan setelah itu pada tanggal yang sudah ditentukan selepas dari masa kampanye adalah hari pencoblosan. Marilah kita mendoakan agar pelaksanaan masa kampanye terakhir pada minggu ini, dan masa tenang nanti, terus kita jaga dan rawat daerah dan negara kita dalam kondisi yang damai dan sejahtera.
PENJELASAN TEKS:
Ayat 18-21 Pemberitaan Salib kekuatan Allah
Kata “kekuatan Allah” dari bahasa Yunani “dunamis Theou” dunamis kasusnya adalah kata benda nominatif feminin tunggal pada Allah “Theou” yang masculin genitif tunggal, artinya “kuasa yang dari Allah”, sehingga pada ay (21) Rasul Paulus menegaskan suatu pernyataan yang sangat tepat dan tuntas “oleh karena dunia dalam hikmat Allah, tidak mengenal Allah oleh hikmatnya (hikmat dunia), maka Allah berkenan menyelamatkan mereka yang percaya oleh kebodohan pemberitaan Injil”. Uraian tentang “hikmat Allah” atau “Sofia tou Theou”, kata Sofia atau hikmat dalam bahasa Yunani kasusnya adalah kata benda datif feminin tunggal dari Tuhan, maka “sofia tou Theou” adalah kebijaksanaan atau hikmat Tuhan saja, artinya, pemberitaan Injil adalah “pemberitaan tentang hikmat Tuhan” atau “pemberitaan tentang kuasa, kekuatan Tuhan”, maka pernyataan Paulus tentang “kebodohan” dari kata “moria” kasusnya kata benda nominatif tunggal feminin yang merujuk kepada “kerugmatos” penyampaian pemberitaan Injil tentang kuasa Tuhan atau hikmat Tuhan, maka kata kebodohan digunakan untuk menunjukkan bahwa “hikmat dunia tidak mengenal hikmat Tuhan, apabila menggunakan hikmat dunia, maka tetap sebatas hikmat dunia”. Suatu permainan kata yang membutuhkan kesadaran logika yang butuh pembaruan oleh kuasa Roh Kudus untuk memahami makna dari kebenaran Injil sebagai hikmat Tuhan.
Ayat 22-26 Tanda, Hikmat dan Pemberitaan Kristus Yang disalibkan
Rasul Paulus menemukan dua pengaruh karakter iman kultural, yaitu memprofokasi kekristenan sebagai agama muda, atau keyakinan baru yang masuk ke rana publik kultur Yunani-Romawi. Dua pengaruh karakter iman kultural itu adalah: pertama: karakter iman orang Yahudi yang menghendaki tanda. Dan kedua: karakter iman orang Yunani yang mencari hikmat. Dan Rasul Paulus menegaskan bahwa dalam keyakinan agama muda, yaitu kekristenan yang baru muncul, kedua-duanya sudah menyatu dan ada, sehingga kebutuhan iman dari dua kultur Yahudi dan Yunani tidak perlu dicari lagi, tetapi ditemukan dan bahkan disatukan dalam “pemberitaan Kristus yang disalibkan”. Pemberitaan Kristus yang disalibkan dapat menjadi tanda. Dan tanda itu bukan saja tentang “tanda kemesiasan Yahudi, tetapi tanda dari hadirnya “Tuhan sebagai “Sang Ada”. Dan pemberitaan Kristus yang disalibkan itu juga adalah hikmat Tuhan sehingga orang Yunani dapat menemukan hikmat dari Sang Sumber Hikmat itu.
Sehingga Rasul Paulus menegaskan bahwa, siapapun dia untuk mengerti atau mencapai pengertian tentang “pemberitaan salib Kristus sebagai tanda dan hikmat Allah” maka ia “dipanggil Tuhan”, kata dipanggil dalam ay (24) diambil dari kata Yunani “kaletois” yang menerangkan perbedaan dari mereka yang tidak percaya kepada pemberitaan Kristus yang disalibkan. Hanya mereka yang dipanggil baik orang Yahudi maupun yang bukan orang Yahudi akan mengerti bahwa “Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah”.
Ayat 27-31 Kristus Hikmat Allah yang membenarkan, menguduskan dan Menebus Dunia.
Paulus menemukan sejumlah “sindiran” yang diarahkan kepada “pemberitaan tentang Kristus yang disalibkan”, dan Rasul Paulus menterjemahkan semua sindiran itu dengan suatu sindiran balik yang positif. Terdapat (4) empat sindiran yang diubah dalam semangat pemberitaan Injil, yaitu: (1) yang bodoh bagi dunia di pilih Allah untuk memalukan orang-orang berhikmat: (2) yang lemah bagi dunia, di pilih Allah untuk memalukan yang kuat : (3) yang tidak terpandang dan hina bagi dunia, di pilih Allah: (4) yang tidak berarti di pilih Allah untuk meniadakan yg berarti. Sehingga, Paulus menyimpulkan manusia entah itu Yahudi. Yunani atau siapapun jangan memegahkan diri dihadapan Allah. karena Allah yang Rasul Paulus beritakan adalah “Allah yang telah menjadi hikmat bagi kita”. Dia adalah “Yesus Kristus. Hanya Dialah yang membenarkan, dan menguduskan dan menebus dunia”. Sehingga manusia siapa pun di dalam dunia dapat bermegah di dalam Tuhan Yesus Kristus yang sudah menebus. Itulah hikmat Allah yang menjadi landasan pemberitaan Injil.
2:1-5 Injil Diberitakan Dengan Keyakinan Akan Kekuatan Roh Supaya iman bergantung pada kekuatan Allah
Ada suatu kondisi, berkaitan dengan hubungan antara jemaat Korintus dengan rasul Paulus, dan kondisi hubungan itu kita temukan dari beberapa pernyataan Rasul Paulus, antara lain: aku tidak datang dengan kata-kata yang indah (2:1): aku memutuskan untuk tidak mengetahui apa-apa tentang kamu (ay 2); aku datang dalam kelemahan dan dengan takut dan gentar (ay 3): perkataan dan pemberitaan tidak kusampaikan dengan kata-kata hikmat yang meyakinkan (ay 4), maka Rasul Paulus dalam hubungan dengan pemberitaan Injil atau kepentingan pemberitaan Injil menyerukan kepada kita semua tentang pemberitaan Injil, yaitu “Injil diberitakan dengan keyakinan akan kekuatan Roh, supaya iman pendengar tidak bergantung pada hikmat manusia, tetapi pada kekuatan Allah yang turut bekerja di dalam roh manusia.
PENERAPAN
Marilah kita yang sedang melaksanakan pelayanan rutin di dalam jemaat. yaitu Penatua-Syamas yang tergabung dalam PHMJ dan urusan-urusan kemajelisan, dan Badan Pelayan Unsur yang terhubung dengan majelis Urusan Pelayanan dan Pembinaan Jemaat (UP2J) agar memperhatikan teks yang berlaku bagi kita dalam minggu ini :
Persekutuan Anak dan Remaja (PAR) : Marilah kita temukan bahwa Yesus Kristus adalah hikmat dunia. Hikmat itu dapat diajarkan, dan hal itu terjadi melalui Sekolah Minggu setiap kelas dan tunas Anak dan Remaja.
Persekutuan Anggota Muda (PAM) : Melalui persekutuan Pemuda ibadah- ibadah yang digiatkan adalah ibadah yang didalamnya persekutuan pemuda mengalami hidup yang terhubung dengan Kristus, mengalami Kristus, itulah hikmat yang benar.
Persekutuan Wanita : persekutuan wanita yang dihidupkan oleh semua ibu. merupakan suatu persekutuan yang terus melakukan komunikasi melalui doa semua gumul pribadi, keluarga dan persekutuan bersama Kristus. Ibu memilih menjalani persekutuan bersama dengan Kristus itulah hikmat yang benar.
Persekutuan Kaum Bapa : kehidupan dan berkat ke dalam keluarga datang dari atas. dari Tuhan, simbol berkat yang dari atas di dalam dunia dan di dalam keluarga ada di dalam peran seorang bapa. Bapa yang berhikmat adalah bapa yang hidup dalam persekutuan dengan Tuhan dengan Kristus. inilah jalan yang benar yang akan ditunjukkan Bapa kepada keluarga dan dunia. Amin.
DISKUSI UNTUK IBADAH PAM, PW DAN PKB
Agama Kristen sebagai agama yang sangat muda pada abad pertama. berhadapan dengan agama tertua Yahudi dan Filsafat Yunani. Rasul Paulus mengkonfirmasi tentang agama Yahudi yang mengutamakan “tanda” dan kebudayaan Yunani “pencari hikmat”. Konfirmasi Paulus bahwa “pemberitaan salib menggenapi dan bahkan melampaui dari “tanda dan hikmat”, itulah inti “pemberdayaan” dalam pemberitaan tentang salib Kristus. Pemberdayaan dibutuhkan untuk kekeliruan sikap bila dilihat dari segi “pemberitaan Salib Kristus”, kekeliruan itulah yang memiliki nilai penting dari pemberdayaan dalam pemberitaan Injil, yaitu :sikap Yahudi adalah “batu sandungan”, dan sikap Yunani yang mencari hikmat sebagai “kebodohan”,
Pertanyaan Penuntun Diskusi :
(1) Diskusikanlah makna Tanda Salib dan Tanda Taurat misalnya “sunat”
(2) Diskusikanlah Yesus Kristus sebagai Kalam, Firman, Hikmat Allah dengan hikmat yang dibangun dari filsafat manusia?30