
PENERAPAN
Saudara-saudara yang terkasih kita akan mengakhiri perjalan kita di bulan juni selama 30 hari, dan memasuki bulan juli selama 31 hari.
Teks khotbah kita hari ini mengambil tema “Kasih dan Damai”. Kita tahu bagaimana Petrus yang mempunyai karakter temperamental, emosional, tetapi pada saat memberikan pengajaran dalam kehidupan gereja waktu itu, sifatnya berubah. Setelah mengalami internalisasi hidup bersama Yesus, memahami apa yang dilakukan Yesus, kerendahan dan kehinaan, justru Petrus mengajak jemaat untuk menolak praktik saling menghina. Padahal, saat itu, Jemaah banyak yang mengalami tekanan dan penderitaan oleh kekuasaan pemerintahan Romawi yang mengintimidasi kehidupan kekristenan.
Petrus saat itu justru sangat tidak setuju bahwa Kekristenan adalah kehidupan yang penuh dengan hinaan atau menunjukkan kebencian dan kekerasan. Sebaliknya, Petrus mengajak untuk tidak mencaci maki, membalas kejahatan dengan kejahatan, namun orang percaya dipanggil justru untuk memberkati. Jadi, kita lihat kehidupan Rasul Petrus yang sangat berbalik setelah Yesus naik ke surge. Dia melakukan tugas-tugas panggilannya justru sebagai seorang Rasul. Dia mengajak jemaat, komunitas orang-orang percaya untuk hidup dengan cinta kasih, tidak membalas kejahatan dengan kejahatan, tidak membalas hinaan dengan hinaan. Dia bahkan justru menyampaikan ajakan yang sangat mulia bahwa setiap orang percaya, setiap orang Kristen yang menghadapi kejahatan dan kekerasan, justru harus melakukan dan menyampaikan berkat cinta kasih kepada sesama.
Nasehat Petrus kepada jemaat ini bukanlah ketika hidup jemaat dalam posisi aman dan nyaman, tetapi justru dalam kondisi tertekan oleh kekuasaan penguasa yang sangat kejam, sebagai kelompok minoritas tanpa perlindungan dari pihak penguasa. Ajaran tidak membalas kejahatan tidak sekedar etika yang indah atau sikap mengasihani diri, melainkan berlandaskan pada kekuatan dan kebaikan Tuhan sendiri.
Saudara, kita diingatkan bahwa umat Kristiani tidak hidup sebagai komunitas tertutup di dunia ini. Gereja hidup berdampingan dengan komunitas komunitas lain. Gereja dipanggil untuk melakukan tindakan-tindakan perdamaian dengan perbuatan cinta kasih terhadap sesama dan seluruh ciptaan. Semua orang Kristen, gereja dan jemaat dipanggil untuk menjadi utusan dinamis dari Injil Yesus Kristus yang merupakan kabar baik, keselamatan menghadirkan kasih dan perdamaian sehingga kehidupan ini bisa berkembang.
Saudara-saudara yang terkasih di dalam Yesus Kristus. Inilah kebenaran yang telah dipraktikkan oleh Kristus Yesus, yang hanya dapat ditiru oleh para pengikut Kristus. Inilah kebenaran yang unik yang tidak dimiliki oleh persekutuan manapun di muka bumi ini. Hendaklah kiranya kita semua menaruh pikiran dan perasaan kita ke dalam pikiran dan perasaan Kristus. Sehingga kita dimampukan untuk hidup seia sekata, seperasaan mengasihi, menyayangi dan rendah hati. Menyerahkan diri pada keadilan dan kebaikan Tuhan, bukan hal yang mudah saat kita menghadapi tekanan, kesulitan seperti hari-hari ini yang kita hadapi. Namun keberadaan teman seiman merupakan bagian dari kebaikan yang Tuhan sediakan dalam menghadapi masa-masa sulit. Sebab mata Tuhan tertuju kepada orang-orang benar yang hidup dalam persekutuan-Nya.
Saudara-saudaraku, marilah panggilan ini kita hayati untuk melanjutkan hidup persekutuan kita, gereja-gereja di Indonesia, umat-umat percaya, umat-umat Kristen di Indonesia. Tekanan seperti apapun beratnya, intimidasi, tantangan, pergumulan apapun seberat-beratnya yang kita hadapi, tapi cinta kasih Tuhan di dalam Yesus Kristus yang sudah mengaruniakan segala kelimpahan anugerah menjadikan kita mampu untuk hidup sebagai komunitas cinta kasih dan membawa perdamaian. Tuhan memberkati, Amin