
JUMAAT,29 Maret 2024 | KALENDER GEREJAWI: JUMAAT AGUNG
PEMBACAAN ALKITAB : LUKAS 23:26-49 | TEMA : JALAN DERITA BAGI KEBAIKAN MANUSIA.
BY : PDT NELSON KAPITARAU,S.TH,MM
PENDAHULUAN:
Injil Lukas merupakan salah satu dari empat Injil dalam Perjanjian Baru. Penulisnya adalah Lukas, seorang dokter dan sahabat Paulus, yang menulis Injil ini untuk memberikan rekaman terperinci tentang kehidupan, pelayanan, kematian, dan kebangkitan Yesus Kristus.
Pasal ini adalah bagian dari narasi penyaliban Yesus Kristus. Ini adalah momen penting dalam kehidupan Yesus yang menggambarkan penderitaan, pengorbanan, dan kasih-Nya yang tak terhingga bagi umat manusia.
Tema “Jalan Derita bagi Kebaikan Manusia”: Tema ini menyoroti konsep bahwa jalan menuju kebaikan sering kali melibatkan penderitaan dan pengorbanan yang besar. Dalam konteks pasal ini, tema ini mencerminkan pengorbanan Yesus Kristus untuk keselamatan manusia. Dia rela menanggung derita dan kematian agar manusia dapat diselamatkan.
Latar Belakang Injil Lukas 23:26-49 mencatat peristiwa penyaliban Yesus. Yesus, setelah mengalami perlakuan yang tidak adil dan siksaan fisik yang mengerikan, dipaksa untuk memikul salib-Nya menuju tempat penyaliban di Bukit Golgota. Di sana, Dia disalibkan bersama dengan dua orang lainnya. Selama proses penyaliban, Yesus disalahpahami, dihina, dan disoraki oleh orang-orang di sekitarnya. Namun, dalam penderitaan-Nya, Dia tetap mempertahankan kasih dan pengampunan-Nya yang tak terbatas, bahkan mendoakan bagi para pelaku kejahatan-Nya.
Melalui pembacaan Lukas 23:26-49 dengan tema ini, kita diajak untuk merenungkan betapa besar pengorbanan Yesus Kristus bagi keselamatan manusia. Meskipun Dia mengalami penderitaan yang tak terbayangkan, Dia tetap setia pada misi-Nya untuk membawa keselamatan bagi umat manusia. Hal ini mengingatkan kita bahwa jalan menuju kebaikan sering kali melibatkan pengorbanan dan penderitaan yang besar, tetapi akhirnya membawa berkat yang tak ternilai.
Dengan demikian, latar belakang dari Lukas 23:26-49 memberikan gambaran tentang bagaimana tema “Jalan Derita bagi Kebaikan Manusia” tercermin dalam peristiwa penyaliban Yesus Kristus dan mengajarkan kita tentang pentingnya pengorbanan, kasih, dan pengampunan dalam mencapai kebaikan sejati.
PENJELASAN AYAT PERAYAT:
Penjelasan ayat 26: Di sinilah kita melihat bahwa Simon dari Kirene dipaksa oleh prajurit Romawi untuk membantu Yesus memikul salib-Nya menuju tempat penyaliban. Hal ini menunjukkan kesukaran dan penderitaan yang dialami Yesus pada saat itu, dan Simon dijadikan contoh tentang pengorbanan yang tidak direncanakan.
Penjelasan ayat 27-31 : Ini adalah perempuan yang mengikut Yesus saat Dia dalam perjalanan menuju penyaliban-Nya. Yesus berbicara kepada mereka, memberikan kata-kata penyemangat di tengah-tengah penderitaan, dan menggambarkan hari-hari yang akan datang dengan peringatan tentang kesengsaraan yang akan dialami Yerusalem.
Penjelasan ayat 32-34: Yesus disalibkan bersama dengan dua penjahat. Meskipun Dia sendiri disiksa dan disalibkan, Dia masih mampu memohon kepada Bapa surgawi-Nya untuk mengampuni orang-orang yang melakukan kejahatan tersebut, menunjukkan kasih dan pengampunan-Nya yang luar biasa.
Penjelasan ayat 35-38 : Orang-orang yang menyaksikan penyaliban tersebut mencemooh dan mencela Yesus, bahkan para pemimpin agama Yahudi yang tidak percaya mengejek-Nya. Mereka memperolok-olok Dia dengan mengatakan bahwa jika Dia adalah Mesias yang dijanjikan, Dia seharusnya menyelamatkan diri-Nya sendiri.
Penjelasan ayat 39-43: Meskipun ditertawakan dan disalahpahami oleh banyak orang, salah satu dari dua penjahat yang disalibkan bersama Yesus memohon kepada-Nya untuk diingat dan diselamatkan. Yesus dengan penuh belas kasih menjamin kepadanya bahwa hari itu juga ia akan berada bersama-Nya di surga (Firdaus).
Penjelasan ayat 44-49: Pada saat Yesus meninggal, langit menjadi gelap, dan tirai di dalam Bait Suci robek. Prajurit Romawi, yang menyaksikan semua ini, menyatakan bahwa Yesus benar-benar seorang yang adil. Sementara itu, banyak orang yang mengenal Yesus, termasuk beberapa perempuan dan murid-murid-Nya, berada di sana menyaksikan peristiwa penyaliban ini dengan kesedihan yang mendalam.
Demikianlah, dalam bagian Lukas 23:26-49, kita melihat gambaran tentang penderitaan, pengorbanan, kasih, pengampunan, dan kepercayaan yang terkandung dalam peristiwa penyaliban Yesus Kristus.
PENERAPAN DALAM KEHIDUPAN KITA SAAT INI:
Tema “Jalan Derita bagi Kebaikan Manusia melalui Jumat Agung” dapat kita pahami lebih dalam melalui pembacaan Alkitab dari Injil Lukas 23:26-49. Sebagai berikut:
- Pengorbanan dan Penderitaan Yesus: Pembacaan Alkitab ini membawa kita ke momen penting dalam kehidupan Yesus Kristus, yaitu saat-Nya menuju penyaliban. Yesus, sebagai Anak Manusia yang sempurna dan Mesias yang dijanjikan, secara sukarela memilih untuk menanggung penderitaan dan kematian yang tidak adil sebagai korban yang diperlukan untuk penebusan dosa manusia.
- Kasih Tanpa Batas: Dalam peristiwa penyaliban, kita melihat kasih tanpa batas Yesus kepada umat manusia. Meskipun Dia disalahpahami, dihina, disiksa, dan disalibkan, Dia masih memohon kepada Bapa surgawi-Nya untuk mengampuni para pelaku yang melakukan kejahatan tersebut. Pesan ini mengajarkan kita tentang kekuatan dan pentingnya kasih dalam menghadapi penderitaan dan kesulitan.
- Pengampunan dan Belas Kasih: Ketika salah satu penjahat yang disalibkan bersama Yesus memohon untuk diingat di surga, Yesus segera memberikan pengampunan dan janji kepada-Nya. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada dosa yang terlalu besar untuk diampuni oleh kasih dan belas kasih Allah. Pesan ini mengajarkan kita tentang pentingnya untuk selalu membuka hati kita untuk menerima pengampunan dan belas kasih Allah.
- Kesaksian dan Iman: Dalam pembacaan Alkitab ini, kita juga melihat kesaksian dari orang-orang yang menyaksikan penyaliban Yesus, termasuk perempuan-perempuan yang mengikut-Nya dan murid-murid-Nya. Meskipun mereka menghadapi penderitaan dan keputusasaan, mereka tetap setia dan teguh dalam iman mereka kepada Yesus. Pesan ini mengajarkan kita tentang pentingnya untuk tetap setia dan teguh dalam iman kita kepada Allah, bahkan dalam situasi-situasi yang penuh dengan penderitaan dan kesulitan.
Melalui pembacaan Alkitab dari Injil Lukas 23:26-49 pada Jumat Agung, kita dipanggil untuk merenungkan pengorbanan, kasih, pengampunan, dan iman yang ditunjukkan oleh Yesus Kristus dalam menghadapi penderitaan dan kematian-Nya. Hal ini juga mengajarkan kita tentang pentingnya untuk mengikuti teladan-Nya dalam hidup kita sehari-hari, dengan melakukan pengorbanan, kasih tanpa batas, pengampunan, dan tetap setia dalam iman, meskipun dalam situasi-situasi yang penuh dengan derita dan kesulitan. Amin.
_______________________________________________