JUMAT, 29 MARET 2023 | KALENDER GEREJAWI : JUMAT AGUNG | PEMBACAAN ALKITAB : LUKAS 23 : 26 – 49
TEMA : JALAN DERITA BAGI KEBAIKAN MANUSIA
LATAR BELAKANG
Kita kenal banyak sekali jalan di dunia ini, sebut saja jalan tol (Jalan bebas hambatan), Jalan Protokol (Jalan utama), ada juga jalan Propinsi, Kabupaten dan jalan pusat, ada juga jalan jauh (jalan yang jaraknya cukup jauh), ada jalan pendek (Jalan yang jaraknya pendek). Di antara jalan-jalan ini ada jalan yang menyenangkan tapi ada juga jalan yang tidak menyenangkan. Jujur kita harus akui bahwa seringkali manusia menginginkan jalan gampang, mudah dan menyenangkan, kalaupun jalan itu sulit dan susah maka manusia mencari jalan agar dapat melewati dan merasakan jalan yang gampang agar tidak merepotkan dan menyusahkan dirinya.
Kehadiran Yesus dalam dunia ini dengan jalan yang dinyatakan Bapa di sorga bukanlah melewati suatu proses jalan yang gampang dan mudah dilalui. Yesus bisa saja melewati jalan yang mudah dan gampang karena ke-Allah-an-Nya namun ketaatan dan kesetiaan akan perintah Bapa-Nya di sorga hingga jalan salib yang dilalui Yesus agar manusia dan dunia ini diselamatkan.
PENJELASAN TEKS
Ada tiga teks yang ditampilkan kepada kita (Pasal 23:26-32), (pasal 23:33-43) dan (Pasal 23:44-49) dalam bagian ini yang kita perlu pahami guna mengikuti konteks Jalan salib Kristus yang ingin di sampaikan kepada kita antara lain:
Ayat 26 : Perjumpaan Simon dari Kirene dengan Yesus guna membantu memikul salib Kristus. Simon pergi ke Yerusalem untuk merayakan Paskah dan tidak sama sekali ada rencana bahwa dia akan memikul salib. Simon berpikir di kondisi hari itu ia berpas-pasan dengan para penjahat namun kondisi tak terduga terjadi disuruhnya untuk memikul salib.
Ayat 27-31 : Tanggapan Yesus terhadap tangisan orang banyak dan perempuan-perempuan. Perempuan-perempuan ini menangisi Yesus karena tidak tega melihat kesengsaraan Yesus yang memikul salib dan berjalan sambil dicambuk dan dipukul namun tangisan terhadap Yesus dibalas dengan tanggapan Yesus untuk memperhatikan diri dan masa depan. Meski sedang menderita kesakitan dan penghinaan yang luar biasa, pusat perhatian Yesus bukanlah diri-Nya sendiri, melainkan kehidupan dan jiwa mereka yang akan mengalami hukuman kekal karena dosa-dosa mereka.
Ayat 32 : ada dua orang yang nantinya bersama Yesus di salibkan sementara dalam perjalanan itu. Semua yang dibawa ke bukit tengkorak menurut orang banyak adalah penjahat namun Yesus bukanlah penjahat seperti dua orang lainnya yang dibawa bersama Yesus.
Ayat 33 : Perjalanan menuju ke bukit tengkorak. Bagi orang banyak Yesus adalah penjahat bersama dua orang lainnya namun penulis kitab Lukas ingin memberitahukan posisi Yesus berbeda dengan dua orang lainnya ..”mereka menyalibkan Yesus disitu dan juga kedua orang penjahat itu..” sehingga walaupun status vonis pemerintah Romawi adalah mereka yang dibawa ke bukit tengkorak adalah penjahat namun Lukas ingin memberikan perbedaan tentang status itu.
Ayat 34 : Perkataan Yesus saat di Kayu Salib. Pernyataan Yesus untuk pengampunan bagi mereka yang melakukan fitnahan, pemukulan dan siksaan terhadap Yesus adalah hal yang luar biasa, karena tidak mudah untuk mengampuni orang yang telah berbuat jahat terhadap kita, namun Yesus mengajar untuk mengampuni. Kasih dan pengampunan Allah ditunjukkan oleh perkataan Yesus ketika Dia berada di kayu salib, Yesus meminta Allah untuk mengampuni semua orang yang akan membunuh Dia karena mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat (Luk 23:34).
Ayat 35-38 : Olokkan dan ejekan dari semua yang membenci Yesus. Ada banyak yang menghadiri proses eksekusi penjahat-penjahat yang di vonis pemerintah Romawi karena kejahatan mereka. Diantara mereka ada yang sedih dan merasakan dukacita karena Yesus mengalami penderitaan namun ada orang lain lagi yang Lukas ingin sampaikan mereka yang tidak senang terhadap Yesus bahkan mengejek dan menghina Yesus walaupun Yesus sudah melaksanakan hukuman itu di atas kayu salib.
Ayat 39-43 : Percakapan di atas kayu salib. Walaupun sama-sama mengalami penderitaan di atas kayu salib namun penjahat yang satu dengan perkataan yang bernada mengejek Yesus dan menginginkan Yesus mencoba membuktikan ke Allah an-Nya kepada-Nya di atas kayu salib untuk menyelamatkan diri Yesus dan semua yang diatas kayu salib.
Ayat 44-45 : tanda-tanda menjelang kematian Yesus. Kematian Yesus berdampak atas alam semesta ini, alampun ikut bersedih atas pencipta-Nya yang di hukum, dipermalukan dan mati sengsara dan hina diatas kayu salib hanya untuk keselamatan manusia yang ditebus-Nya.
Ayat 46 : Perkataan Yesus diatas kayu salib. Penyerahan diri Yesus kepada Bapa di sorga hingga titik akhir di kematian-Nya memberikan bukti bagaimana Yesus taat pada BapaN-ya dalam rancangan kekal kasih yang abadi kepada dunia. Walaupun jalan yang dilalui adalah jalan yang menyakitkan, jalan yang penuh penderitaan tapi demi manusia dan dunia ini hingga Yesus harus menjalani semua itu hingga menyerahkan diri-Nya kepada Bapa di surga yang mengutusnya untuk dapat ke dunia.
Ayat 47-49: Kematian Yesus menggugah banyak orang baik yang membenci dan yang mengasihi Yesus. Kesadaran yang sungguh yang diperlihatkan orang- orang disekitar kematian Yesus dengan melihat tanda-tanda alam yang tidak biasanya memberikan arti bagi kita tentang penyesalan yang terlambat untuk sebuah respon awal tidak senang terhadap Yesus namun berubah menjadi sedih karena keputusan awal tersebut.
PENERAPAN
Penderitaan dan kesengsaraan yang dirasakan dan dialami Yesus menunjukan kepada kita betapa besar dan beratnya jalan salib yang dilalui Yesus. Yesus secara fisik sangat lemah merasakan hukuman yang harus Yesus tanggung untuk menebus dosa-dosa manusia. Di perjalanan penderitaan itulah Yesus ingin menunjukkan ketaatan-Nya tetap pada jalan yang diberikan atau ditentukan Bapa bagi-Nya. Yesus tetap dan senantiasa menjadi pedoman bagi kita.
Penderitaan dan kematian-Nya disalib membawa la pada tingkat kesempurnaan kasih dan yang mendatangkan keselamatan bagi seluruh ciptaan-Nya termasuk kita manusia. Yesus setia melaksanakan kehendak Bapa-Nya, karena la sendiri tahu dengan benar bahwa jalan penderitaan yang ditanggung-Nya tidak akan menjadi sia-sia. Melainkan, ada kebahagiaan sejati dan kesempurnaan hidup Bagian teks-teks ini ingin memberikan pelajaran penting perayaan Jumat Agung hari ini, antara lain :
- Perjumpaan Simon dengan Yesus merupakan bagian yang mengajarkan kepada kita bagaimana Simon ikut ambil bagian dan peduli terhadap penderitaan orang lain. Simon walau dipaksa tapi ikut merasakan bagaimana tidak enaknya jalan salib itu.
- Ikut ambil bagian dan merasakan kesusahan orang lain adalah bagian penting bagi setiap orang percaya yang hidup dan melakukan sesuatu untuk kemuliaan Tuhan. Tidak semua orang bisa melakukan hal seperti yang Simon buat untuk Yesus. Simon Tahun untuk siapa dia lakukan hal ini..
- Pengampunan adalah bagian dari integral dari setiap orang percaya yang ikut merasakan bagaimana jalan salib itu. Pengampunan yang diajarkan Yesus bagi kita dibuktikan Tuhan hingga pada akhirnya.
- Bagi orang percaya, penderitaan dan kesengsaraan merupakan anugerah. Bagian ini berdasar atas penderitaan Yesus Kristus yang sudah menebus dan menyelamatkan manusia. Tetapi, ada juga yang menilai penderitaan sebagai kutukan dan hukuman. Jalan yang dilalui Yesus adalah jalan sengsara namun untuk sebuah kebaikan umat manusia dalam kerangka Anugerah Tuhan.
_______________________________________________