
Ayat 8-12 Perbuatan Perempuan dalam Dialog Yesus dan Murid-Murid-Nya di Meja Makan rumah Simon si kusta
Perempuan yang melakukan sebuah tindakan atau perbuatan sebagai suatu “komunikasi dalam tindakan” maka para murid pada siang itu, di meja makan mereka, mendapatkan semacam materi diskusi, yaitu merespons si penyaji materi “tindakan visual” minyak wangi yang mahal, dicurahkan hanya di kepala Yesus. Bila kita kembangkan keluar dari teks untuk menjawab reaksi para murid, misalnya: si perempuan setelah meminyaki kepala Yesus, lanjut meminyaki setiap kepala orang yang sedang makan, barangkali, reaksi yang muncul sangat boleh jadi menjadi positif, dan akan lahir suatu kalimat pujian, entahlah …
Materi diskusi berubah seketika, saat perempuan hadir ruang makan Simon si kusta, ruangan itu sekejap “harum-semerbak” dengan harum yang khas dari harum minyak narwastu yang mahal. Tadinya tidak ada diskusi sekitar minyak yang mahal, mungkin mereka sedang cerita tentang daging bakar yang enak, dengan bumbu sambal yang disajikan itu membuat selera makan meningkat, atau rasa anggur yang berbeda, atau suasana lagu khas yudaisme dalam iringan kecapi yang benar-benar membuat emosi ruang makan itu menjadi begitu menyatu dengan makanan dan lagu-lagu yang dinyanyikan. Suasana berubah. Perubahan itu datang dari “perempuan” dan “minyak wangi”, rupanya pelayanan dengan digunakan perempuan menjadi perbuatan yang “harumnya melebihi minyak narwastu yang wanginya terkenal pada masa itu, dan karena wanginya yang terkenal, maka minyak itu juga terkenal “mahal” untuk zaman itu, maka diskusi dimulai. Dua kalimat yang datang dari murid- murid Yesus adalah (1) untuk apa pemborosan; (2) uang hasil menjual minyak wangi yang mahal sangat cukup untuk diberikan kepada orang-orang miskin. Materi “tindakan visual perempuan” persepsi dari versi Yesus sangat berbeda, dan ini jawaban yang tidak diduga dan tidak dihayati oleh para murid Yesus yang sedang makan bersama. Tiga hal itu adalah: (1) la melakukan perbuatan yang baik; (2) Orang-Orang miskin selalu ada padamu, Aku tidak akan selalu ada bersama-sama kamu; (3) mencurahkan minyak ke tubuh-Ku, ia membuat suatu persiapan untuk penguburanku.
Apabila kita mengukur nilai dari keseluruhan peristiwa ini : (1) Perempuan yang meminyaki Yesus (2) Murid-murid yang merespons negatif ; (3) Yesus yang mengartikan tindakan perempuan meminyaki Yesus, artikan ke seluruh tahapan karya Allah yang berlangsung dalam seluruh perjalanan dan karya Yesus di dalam dunia. Maka peristiwa ini bukan peristiwa kecil dan biasa. tetapi peristiwa ini adalah dalam rentetan karya Allah. lagi-lagi “perempuan” terpilih untuk melakukannya, dan lagi-lagi “laki-laki” seolah-olah sebagai “penghalang” atas keberlangsungan karya Allah.
Kita sudah memasuki 48 tahun HDS ibu-ibu Sara dalam lingkungan GKI di Tanah Papua. Kita diberikan satu nilai bagi peran kaum ibu Sara, kaum Ibu yang Pendeta dan isteri-isteri Pendeta, yaitu “tanpa disuruh kita datang dan berjumpa dengan Tuhan Yesus Kristus”, bila untuk karya Penebusan dunia oleh Allah di dalam Tuhan Yesus Kristus tampak salah satu prosesnya dengan “pengurapan Yesus Kristus oleh perempuan”, maka kita dalam HDS 48 tahun mempersembahkan keharuman budi dan cinta kita kepada Tuhan dengan mewujudkan cinta Tuhan yang kita sebarkan kepada keluarga, sesama, Gereja dan dunia.
Ayat 13 Pengajaran Yesus Dari Perbuatan Perempuan
Perkataan Yesus pada saat peristiwa perempuan meminyaki Yesus, sewaktu mereka sedang makan bersama di rumah Simon si kusta, belum ada dalam teks suci. Tetapi Yesus adalah Firman yang telah menjadi manusia. Yesus memberitahukan kepada dunia, bahwa peristiwa “perempuan meminyaki Yesus” ada dalam tema “pemberitaan Injil Yesus Kristus”. Peristiwa ini harus diberitakan. Peristiwa ini adalah berkat Allah bagi manusia. peristiwa ini adalah peristiwa yang dimaklumkan Tuhan untuk terjadi. Karena itu peristiwa ini disebut “pengurapan Yesus oleh perempuan”. Sesuatu pengurapan yang normal selalu terjadi dari lembaga yang kompeten untuk melakukan pengurapan. Tetapi dalam karya Allah yang berlangsung di dalam Tuhan Yesus. Peristiwa pengurapan yang kompeten adalah peristiwa pengurapan yang dilakukan oleh perempuan. Maka marilah kita mengucap syukur kepada Tuhan Yesus Kristus.