HARI PENTAKOSTA HARI KE-II | SENIN, 20 MEI 2024
WARNA LITUGI GKITP : MERAH | PEMBACAAN ALKITAB : TITUS 2:11-15
TEMA : ROH KUDUS, TUHAN YESUS KRISTUS DAN KASIH KARUNIA ALLAH
LATAR BELAKANG
Kita mengalami suatu era yang demikian terbuka. Era yang di dalamnya semua pengajaran tentang apa saja dapat kita akses dengan mudah, kasih karunia Allah yang besar, telah merahmati kita untuk menikmati peradaban-demi peradaban dalam pencapaian kemajuan manusia. Bila zaman Zending atau zaman GKI belum dibentuk Pentakosta hari pertama dan Pentakosta hari ke-2 lebih dikenal dengan nama “zendifeest”. Suatu masa raya yang penuh dengan “puji-pujian, penterjemah khotbah, diskusi tentang masalah-masalah sosial, masalah-masalah yang dihadapi Penatua, Syamas, Guru jemaat, Penginjil dan Pendeta, atau diadakan lelang dan bazar yang penuh dengan nuansa “barter”. Suasana itu sama sekali seolah terbawa pergi dengan era dan zamannya. Kini kita digiatkan lagi untuk menemukan jatidiri pelayanan yang bersumber kepada data yang sudah sebagian sudah diselesaikan, dengan data jemaat itu, kita semakin fokus menata pelayanan gereja yang tepat guna, ini juga merupakan salah satu karya Roh Kudus dalam hidup persekutuan kita di GKI di tanah Papua.
PENJELASAN TEKS
Ayat 11-14 Karya Kasih Karunia Allah
Rasul Paulus memberikan pengajaran iman yang dan nasihat kepada Titus tentang “karya kasih karunia Allah”. bagi Paulus karya kasih karunia Allah final dan tuntas. Bagaimana kita dapat menyebutnya bahwa kasih karunia Allah sudah final. Paulus bukan melihat lagi ke masa lalu nubuatan para Nabi, tetapi Paulus memberikan panduan bahwa karya kasih karunia Allah sudah Allah kerjakan di dalam dunia, dan karya Allah itu hadir di dalam Yesus Kristus. Dari masa lalu masa Nabi-Nabi, Imam, Hakim-Hakim dan Raja, periode itu menubuatkan masa depannya, dan masa depan yang dinubuatkan itu sudah digenapi, yaitu penggenapan itu terjadi di dalam Yesus Kristus. Di dalam Yesus Kristus kita temukan masa depan yang dinubuatkan adalah masa depan yang didasarkan pada kasih karunia Allah. diatas dasar kasih karunia Allah di dalam Yesus Kristus kita songsong masa depan “maranatha” adalah masa depan kasih karunia Allah final itu sendiri. Inilah periode baru kita dengan karya Allah yang memuncak di dalam karya Yesus Kristus.
Karya kasih karunia Allah dalam hidup kita, bagaimana menuntun kita untuk mengisi atau menjalani hari-hari hidup kita, sebagai hari-hari kasih karunia Allah. Paulus menasehatkan pada ay (12), (1) kasih karunia mendidik kita untuk meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi; (2) kasih karunia menuntun supaya hidup bijaksana; (3) kasih karunia adalah “adil”; (4) kasih karunia Allah untuk bersekutu dengan Allah dalam ibadah dan doa dan penyembahan.
Saat kita tinggal dan hidup pada masa kasih karunia Allah bagi dunia di dalam Tuhan Yesus Kristus, kita disingkapkan Allah dengan wahyu tentang rahasia karya kasih karunia Allah di dalam dunia. Dalam era kasih karunia Allah, kita mengimani Yesus Kristus sebagai “Juruselamat.”. Dialah yang Allah yang diwahyukan bagi kita, atau mewahyukan diri-Nya, agar manusia sadar dan mengerti bahwa “penebusan dari Allah bagi dunia sudah berlangsung dalam masa kasih karunia Allah. dalam karya kasih karunia Allah pengertian kita dibukakan untuk mengerti tentang rahasia dari “la menyerahkan diri-Nya bagi kita”. Ia membebaskan kita dari kejahatan. Ia menguduskan diri-Nya bagi umat kepunyaan-Nya.
Ayat 15 Beritakanlah, nasihatilah dan yakinkanlah
Rasul Paulus menggunakan tiga kata kerja yang khusus menunjuk ke Titus secara pribadi. Menurut Paulus, Titus saat surat ini mendatanginya dan ke masa depan, menemukan bahwa telah meningkat kapasitas dan kapabilitas dirinya dalam pelayanan kasih karunia Allah. Unsur pemberdayaan tampak disini, bahwa kapasitas Titus bukan lagi seorang “pemuda yang disepelekan”, tetapi ia sudah menjadi sosok yang tampil dan “memberi dampak”. Dampak seperti apa yang Paulus perhitungkan pada Titus yang akan dikerjakan karena pencapaian dari kapasitasnya saat itu, yaitu:
- Titus adalah alat Allah yang menyampaikan, memberitakan kasih karunia Allah;
- Titus memiliki kapasitas kedewasaan, berpengetahuan dan dapat menasihati;
- Titus memiliki kapasitas untuk meyakinkan tentang kebenaran tentang kasih karunia Allah, seperti yang sudah Paulus ajarkan. Karena kapasitas yang seperti itu. maka Paulus mempertegas, bahwa level Titus bukan gampangan karena masih muda karena itu dengan semena-mena ada yang mau merendahkannya, tetapi level Titus dapat memberikan manfaat bagi umat, karena dirinya adalah pemimpin muda yang siap berkontribusi.