Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2024
HARI PENTAKOSTA – MINGGU, 19 MEI 2024
WARNA LITUGI GKITP : MERAH | PEMBACAAN ALKITAB : KISAH RASUL 2:1-40
TEMA : ROH KUDUS ALLAH DAN PEMBERITAAN INJIL
LATAR BELAKANG
Mari kita merayakan hari sukacita kita, yaitu hari pencurahan Roh Kudus. Dasar utama pergerakan pekabaran Injil yang digerakkan oleh kuasa Roh Kudus. Hari ini adalah hari ke-140, minggu ke-20, minggu ke-3 dalam bulan ke-5 Mei tahun 2024. Dalam minggu ke-3 bulan Mei, kita diarahkan kepada tema “pemberdayaan” dengan fokus triwulan II (dua) April-Mei-Juni 2024 adalah: “Kristus Penebus dan Roh Kudus Pembaharu adalah Pokok Pemberdayaan Kita”. Kita mendapatkan Firman Tuhan dalam ibadah raya Pentakosta, dari Kisah Para Rasul 2:1-40. Pencurahan Roh Kudus Allah adalah kasih karunia Allah. hari ini kita menjadi percaya kepada karya Allah di dalam Tuhan Yesus Kristus di dalam dunia, adalah kasih karunia Allah yang terbesar. Melalui firman Tuhan ini kita diingatkan untuk terus memasyurkan Tuhan, sebagai bagian dari penyebarluasan Injil Tuhan Yesus Kristus di dalam dunia. Marilah kita berkarya dalam seluruh tanggungjawab dan pelayanan yang dipercayakan kepada kita, sehingga pada Triwulan II melalui rencana kerja (Renja) Jemaat, Klasis dan Sinode dalam triwulan II ini, kita dituntun kuasa Allah Roh Kudus untuk menggerakkan karya kita sebagai karya pelayanan yang memuliakan Tuhan.
Bahasa roh yang dialami pada masa Pencurahan Roh Kudus adalah “suatu peristiwa historis”. Yang pernah terjadi dan dialami oleh beberapa murid Tuhan Yesus Kristus, dan ini adalah peristiwa yang terjadi di dalam sejarah dunia, sejarah umat manusia dan hanya sekali saja atas diri murid-murid Tuhan Yesus. Setelah para murid Tuhan Yesus mengalami pencurahan Roh Kudus, sejarah seperti ini tidak pernah tercatat di dalam bagian-bagian dunia tertentu, peristiwa seperti yang dialami para murid Tuhan Yesus pernah diceritakan terjadi, yaitu terkait dengan “bahasa roh, yaitu girang tertentu tanpa sebab tertentu “dapat berbicara dalam berbagai bahasa.
Peristiwa ini adalah peristiwa pencurahan Roh Kudus, setelah Tuhan Yesus Kristus terangkat ke Sorga. Ini peristiwa yang paling pertama dicatat dalam Kisah Para Rasul. Para murid Yesus Kristus sebagai medium dalam peristiwa pencurahan Roh Kudus ini, karena setelah Yesus terangkat ke Sorga, maka para Rasullah yang akan melanjutkan “pekerjaan Allah dan karya-karya Allah di dalam Tuhan Yesus Kristus yang dilakukan selama ia bersama-sama para murid atau Rasul di dalam dunia.
Dan dengan kepenuhan hikmat serta kuasa atas karya Roh Kudus, mereka yaitu para rasul memperoleh kemampuan untuk melakukan perkara-perkara besar sebagai saksi Kristus mulai dari Yerusalem, Yudea, Samaria dan sampai ke segala bangsa.
PENJELASAN TEKS PASAL 2
Ayat 1-13 Pencurahan Roh Kudus yang terjadi di Yerusalem mengubah seketika cara pandang orang-orang yang berkumpul di sekitar terhadap para murid Yesus. Karena mereka seketika bisa berbicara, bercakap-cakap dalam berbagai-bagai bahasa, yaitu bahasa yang dimiliki masing-masing orang, baik orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani, Galilea, Arab hingga bangsa-bangsa lain.
Peristiwa ini menimbulkan sejumlah sikap dari orang-orang terhadap para murid Yesus, diantaranya: heran, bingung, tercengang-cengang dan termangu-mangu, tetapi juga ada yang bersikap apatis, dan skeptis menyindir dengan kata kata “mereka lagi mabuk dengan anggur manis”. Memang sikap-sikap seperti ini acapkali muncul dalam misi gereja dan telah menjadi bagian dari kesaksian serta pelayanan gereja dari masa ke masa.
Ayat 14-40 Khotbah Rasul Petrus yang mengubah banyak orang dari tidak percaya dan ragu-ragu kemudian bertobat dan menyerahkan diri untuk di baptis. Allah melalui Roh Kudus menyatakan kuasa-Nya kepada orang banyak dan sejak saat itu, peranan Roh Kudus dalam keberlangsungan Pekabaran Injil terus memenuhi para Rasul untuk bersaksi, hal yang sama tentang menjadi saksi Kristus juga berlangsung melalui orang-orang percaya hingga saat kita hari ini.