
Dalam sesi presentasinya, Rina berbagi kisah pribadinya yang semakin memperkuat pesan tentang tumbuhnya harapan. Ia membuka diri tentang latar belakangnya sebagai anak seorang guru di Desa Dosay, Kabupaten Jayapura. Dosay dalam bahasa orang Moi berarti “Anak Baik”. Kisahnya tentang nilai-nilai kemandirian dan tanggung jawab yang ditanamkan sejak kecil melalui tugas-tugas sederhana dan keterampilan hidup yang dipelajari di lingkungan rumah dan kebun, menunjukkan fondasi kuat yang membentuk dirinya. Pengalaman di Universitas Cenderawasih, di mana ia mempelajari Antropologi Sosial dan berinteraksi dengan beragam budaya, semakin memperkaya perspektifnya dan menguatkan keyakinannya akan potensi generasi muda Papua.
Rina dengan jelas menyampaikan bahwa di tengah berbagai tantangan yang ada, generasi muda Papua tidak tinggal diam. Mereka adalah agen perubahan yang dengan semangat membara dan sumber daya yang ada, berinisiatif untuk membawa perbaikan. Upaya-upaya ini, meskipun belum berskala besar, memiliki dampak yang mendasar dan dilakukan dengan penuh martabat, mencerminkan tumbuhnya harapan untuk masa depan yang lebih baik.
Kehadiran dan kesaksian Rina Yanike Krebru, bersama dengan Dicky Takndare, di “Papua Seminar” di Neuwied memberikan kesan mendalam dan optimisme bagi para peserta, termasuk Sonia Parera-Hummel dan Uwe Hummel. Semangat dan keyakinan yang mereka pancarkan menjadi bukti nyata bahwa “setiap hari ada harapan baru yang tumbuh di Tanah Papua”. Dukungan dan doa pun mengalir bagi generasi muda Papua yang penuh potensi ini dalam upaya mereka membangun masa depan yang lebih cerah.
Berita ini disusun berdasarkan informasi dari Naskah Asli yang merujuk pada kilas balik unggahan Facebook Sonia Parera-Hummel pada 18 Januari 2025.