Site icon Gereja Kristen Injili Di Tanah Papua

Retreat Pembekalan Pelayan Firman GKI Wilayah V Nabire Tekankan Kerendahan Hati dan Persatuan dalam Pelayanan di Tanah Papua

SinodeGKITP.Com Nabire, Papua – Sebuah acara penting berupa Retreat Pembekalan Pelayan Firman Gereja Kristen Injili (GKI) di Tanah Papua Wilayah V telah sukses diselenggarakan di Nabire. Berdasarkan informasi dari spanduk acara yang terpampang, retreat ini melibatkan para pelayan firman dari Klasis Nabire, Klasis Nabire Timur, dan Klasis Nabire Barat, dan berlangsung selama dua hari, dari tanggal 7 hingga 8 April 2025.

Acara pembukaan retreat dipimpin oleh Pdt. JUSTINCJE Mirino, yang dalam sambutannya menekankan pentingnya kerendahan hati dan persatuan di antara para pelayan Tuhan. Sesi sharing menjadi bagian integral dari retreat ini, di mana para pelayan berbagi pengalaman dan tantangan dalam menjalankan pelayanan mereka. Dalam sesi tersebut, muncul refleksi mengenai adanya kecenderungan individualistis atau “kenyang sendiri-sendiri” di antara sebagian pelayan, yang menggarisbawahi perlunya mempererat kebersamaan dan gotong royong dalam melayani umat.

Pdt. JUSTINCJE Mirino secara khusus menyoroti esensi menjadi teladan Kristus dalam kerendahan hati dan saling merendahkan diri. Beliau juga menekankan pentingnya kesatuan pikiran dan tindakan dalam seluruh aspek pelayanan. “Kenyataan seringkali menunjukkan kita meneladani Yesus, namun dalam praktiknya tidak,” ungkapnya, mengingatkan para pelayan akan pentingnya keselarasan antara perkataan dan perbuatan dalam kehidupan pelayanan.

Lebih lanjut, Pdt. Mirino mengingatkan bahwa medan pelayanan seorang hamba Tuhan bukanlah tempat yang nyaman layaknya “Eden,” melainkan sebuah arena perjuangan dan peperangan melawan kejahatan dunia. Beliau menegaskan bahwa kerja sendiri-sendiri akan berujung pada kegagalan, dan hanya melalui persekutuan yang kuat para pelayan mampu menghadapi berbagai tantangan yang ada. Beliau juga menyerukan agar para hamba Tuhan menyerahkan diri sepenuhnya kepada Kristus, meyakini bahwa kuasa Kristus mampu mentransformasi kelemahan manusia menjadi kekuatan pelayanan yang sempurna.

Tantangan pelayanan juga disinggung oleh Pdt. Mirino, yang tidak hanya berasal dari luar gereja, tetapi juga dapat muncul dari dalam, mengancam keharmonisan keluarga para pelayan dan jemaat. Beliau mengingatkan para pelayan untuk menjauhi godaan duniawi dan mewaspadai pengaruh buruk yang dapat merusak integritas pelayanan. Pesan teologis tentang pengorbanan Kristus juga disampaikan, bahwa Yesus telah merendahkan diri-Nya agar umat manusia dapat ditinggikan.

Wakil Ketua I BP Sinode GKIDi Tanah Papua Pdt. Hizkia Rollo, STh, MM turut menyampaikan apresiasi kepada seluruh hamba Tuhan dan pelayan firman atas dedikasi mereka dalam melayani dan bekerja di ladang Tuhan. Beliau menjelaskan bahwa retreat ini merupakan tindak lanjut dari ketetapan dalam Rapat Kerja Ransiki dan menegaskan bahwa kegiatan ini murni bersifat pembinaan rohani tanpa kaitan dengan isu politik. Kontribusi nyata para hamba Tuhan di berbagai bidang kehidupan sangatlah dihargai.

Pdt. Hizkia Rollo, STh, MM memberikan penekanan khusus pada berbagai tantangan dalam pelayanan. Beliau mengingatkan agar perbedaan status dan kepentingan pribadi tidak dibawa ke dalam ranah pelayanan karena dapat menghambat persatuan. “Jangan menjadi pelayan yang merusak persekutuan karena ada banyak tantangan di luar organisasi gereja ini. Tantangan internal datang dari lingkungan jemaat, lingkungan Klasis, dan lingkungan Sinode,” tegasnya.

Wakil Ketua I BP Sinode GKIDi Tanah Papua Pdt. Hizkia Rollo, STh, MM mengajak para peserta untuk meneladani kehidupan seorang murid Kristus yang mengalami perjumpaan pribadi dengan-Nya, yang akan memberikan kekuatan dan kesadaran bahwa mereka tidak berjuang sendirian. Beliau mengakui adanya persepsi tentang kurangnya kebersamaan dalam menikmati hasil pelayanan, namun retreat ini diharapkan dapat menumbuhkan rasa solidaritas yang lebih mendalam. Lebih lanjut, Pdt. Rollo menjelaskan bahwa Tuhan terkadang mengizinkan masalah dan kesulitan hadir dalam kehidupan seorang pelayan untuk mendekatkan mereka kepada-Nya. Beliau menganalogikan kesulitan sebagai proses pengisian daya yang akan menghasilkan kekuatan baru untuk melayani.

Secara khusus, Pdt. Rollo memberikan pesan bagi para pelayan yang bertugas di wilayah Ilaga dan Puncak Jaya, yang menghadapi tantangan lingkungan yang keras, potensi bahaya, serta realitas kebencian dan tantangan alam yang berat. Melalui retreat ini, beliau berpesan agar kasih tidak hanya menjadi retorika, tetapi diwujudkan dalam tindakan nyata. Beliau juga mengingatkan pentingnya doa yang berkelanjutan, tidak hanya saat menghadapi kesulitan.

Para peserta retreat mengungkapkan kesan dan perasaan mendalam setelah mengikuti serangkaian sesi pembekalan. Mereka merasakan adanya pembaruan semangat dan pengharapan baru, diibaratkan seperti “cas yang mengisi,” yang memberikan kekuatan untuk memulai kembali pekerjaan pelayanan dengan energi yang segar. Bagi para pelayan yang datang dari wilayah pelayanan yang sulit seperti Ilaga dan Puncak Jaya, retreat ini menjadi wadah penguatan di tengah situasi keras dan berbahaya, mengingatkan mereka akan pentingnya kasih yang nyata dan doa yang tak putus-putusnya.

Seorang peserta secara khusus menyampaikan rasa malu dan kesadaran akan berbagai kekurangan diri, dosa kesombongan, dan tinggi hati. Melalui retreat ini, mereka merasakan dorongan kuat untuk merendahkan diri di kaki salib Kristus, saling mengampuni, saling menguatkan, dan menemukan kembali jati diri yang sejati di hadapan Tuhan. Kesan keseluruhan terhadap proses retreat ini adalah rasa syukur karena benar-benar diberkati, ditolong, dan mendapatkan semangat baru untuk melayani. Kesempatan bertemu langsung dengan pimpinan Sinode juga menjadi momen yang sangat berharga bagi para peserta.

Di penghujung acara, para pelayan diajak untuk merenungkan kekurangan diri, mengakui dosa kesombongan dan keangkuhan, serta menyerahkannya di bawah salib Kristus. Mereka juga didorong untuk saling mengampuni, saling menguatkan, dan menemukan kembali jati diri sebagai pelayan Tuhan.

Retreat pembekalan ini diharapkan dapat memperbarui semangat pelayanan dan mempererat persatuan di antara para pelayan firman GKI di Tanah Papua Wilayah V, khususnya di Klasis Nabire, Klasis Nabire Timur, dan Klasis Nabire Barat, dalam menghadapi berbagai dinamika dan tantangan pelayanan di masa depan.

Exit mobile version