
SinodeGKITP.Com SENTANI, – Majelis Jemaat Gereja Kristen Injili (GKI) Martin Luther Sentani baru saja menyelesaikan kegiatan reat-ret yang berlangsung selama dua hari, mulai tanggal 2 hingga 3 April Tahun 2025. Kegiatan yang mengusung moto “Sangkal diri dan pikul Salib” ini diadakan di Pantai Tablasuma dan diikuti oleh 36 peserta dari total 67 anggota Majelis Jemaat.
Reat-ret yang bertujuan untuk memperkuat komitmen pelayanan para anggota Majelis Jemaat ini diisi dengan berbagai materi dan kegiatan yang membangun spiritualitas dan kebersamaan. Pdt. Dr. Sumihe hadir sebagai narasumber yang memberikan pemahaman mendalam mengenai makna reat-ret itu sendiri. Beliau menekankan pentingnya saling mengampuni dalam melayani Tuhan. Momen yang sangat menyentuh dan menguatkan adalah prosesi pembasuhan kaki, yang menjadi simbol kerendahan hati dan komitmen untuk melayani Jemaat Tuhan Yesus Kristus dengan tulus.
Selain itu, Pdt. Nelince Wanma bertindak sebagai pemandu yang membawa para peserta melalui berbagai jenis perjalanan spiritual yang menyegarkan dan mencairkan suasana. Melalui tiga sesi materi yang dibawakannya, Pdt. Nelince Wanma membantu peserta untuk lebih mengenal diri mereka sebagai hamba Tuhan. Materi-materi tersebut meliputi refleksi tentang “Siapa Saya” dalam konteks pelayanan, pengalaman “Saya bersama Tuhan dalam Pujian”, serta penguatan dalam “Menjaga Komitmen Melayani”.
Seluruh rangkaian kegiatan reat-ret ini dikemas dengan jargon yang kuat dan inspiratif: “Sangkal diri, Pikul Salib, Ikut Yesus”. Jargon ini menjadi pengingat akan esensi pelayanan Kristen yang sejati.
Para peserta reat-ret menyampaikan rasa syukur dan berkat yang melimpah setelah mengikuti kegiatan ini. Mereka mengaku mendapatkan penguatan dan pemahaman yang lebih mendalam bahwa reat-ret bukanlah sekadar piknik atau jalan-jalan, melainkan sebuah waktu yang penting untuk menenangkan diri, merefleksikan perjalanan hidup, dan mengatur langkah untuk memulai kembali pelayanan dengan semangat yang baru.
Salah satu poin penting yang ditekankan selama reat-ret adalah pentingnya memiliki cara berpikir yang selaras dengan pikiran Tuhan, bukan semata-mata mengikuti pikiran manusia. Pemahaman ini diharapkan dapat membimbing para anggota Majelis Jemaat dalam setiap keputusan dan tindakan pelayanan mereka.
Pdt. Yosina Wambarauw, Ketua Majelis Jemaat GKI Martin Luther Sentani, menyampaikan keyakinannya bahwa setiap anggota Majelis Jemaat sesungguhnya memiliki kasih yang tulus di antara mereka. Kasih ini diyakininya sebagai kekuatan utama dalam melaksanakan pelayanan bagi Jemaat Tuhan. Kegiatan reat-ret ini diharapkan semakin memupuk dan mempererat rasa kasih serta persatuan di antara para anggota Majelis Jemaat, sehingga pelayanan yang diberikan akan semakin efektif dan berdampak bagi pertumbuhan rohani jemaat.