MINGGU, 9 JUNI 2024
KALENDER GEREJAWI : HIJAU
PEMBACAAN ALKITAB : KELUARAN 2: 23-25; 3:1-22; 4:1-17
TEMA : PEMILIHAN MUSA DAN PEMBEBASAN ISRAEL
LATAR BELAKANG
Kita telah mencapai hari ke-161, minggu ke-23, minggu ke-2 bulan Juni tahun 2024. Tahun 2024 merupakan tahun “Pemberdayaan” dan fokus triwulan II April-Mei-Juni 2024 arahnya kepada “Kristus Penebus dan Roh Kudus Pembaharu adalah Pokok Pemberdayaan Dunia”. Fokus triwulan ke-2 ini akan diarahkan oleh firman Tuhan dari Keluaran 2: 23-25; 3:1-22; 4:1-17 dengan penekanan pada pemberdayaan TUHAN bagi Musa, Pemilihan dan Pengutusan Musa, dalam kerangka pemilihan dan pengutusan, Renja triwulan ke-2 untuk Jemaat, Klasis dan Sinode digumuli bersama.
Alkitab memberi kesaksian bahwa relasi antara Israel dan Mesir pada awalnya berjalan dengan baik. Hal ini di mulai ketika terjadi bencana kelaparan hebat yang melanda seluruh dunia dan mengharuskan Yakub dan anak-anaknya ( saudara-saudara Yusuf) bermigrasi ke Mesir (Kej. 41: 56-57; 46: 1-47: 4). Sesampainya di Mesir, melalui Yusuf, Firaun menerima baik kedatangan Yakub dan saudara-saudara Yusuf dengan mengatakan tanah Mesir terbuka bagi mereka dan atas perintah Firaun mereka diperbolehkan untuk tinggal menetap di wilayah terbaik negeri Mesir yakni tanah Gosyen. Sebagai balasan atas kebaikan Firaun, Yakub memohonkan berkat bagi Firaun (Kej. 47: 6-1- 10). Semasa Yusuf masih hidup dan menjadi orang kepercayaan Firaun, orang Israel dapat hidup dengan nyaman di Mesir, hidup dalam kedamaian untuk jangka waktu lama. Kemudian matilah Yusuf serta semua saudara-saudaranya dan semua orang seangkatan dengan dia, namun keturunan mereka sangatlah banyak dan dengan dahsyatnya berlipat ganda dan memenuhi negeri Mesir (Kel 1: 6-7). Lama sesudah itu, penguasa di Mesir pun berganti dengan seorang raja baru yang tidak mengenal Yusuf, maka kehidupan orang-orang Israel memasuki babak baru. Relasi awal yang tadinya baik antara Israel dan Mesir berubah. Raja Mesir yang baru itu merasa tidak nyaman dan takut dengan banyaknya populasi orang Israel di Mesir dan kuatir suatu saat nanti akan bersekutu dengan musuh untuk menyerang Mesir, maka ia membuat suatu program pembatasan jumlah orang Israel dengan dua kebijakan ekstrim yaitu: (1) Menindas secara kejam orang Israel dengan kerja paksa / kerja rodi (Kel.1: 11-14), (2) Pembunuhan setiap bayi laki-laki Ibrani /orang Israel (Kel 1: 15-22).
Terjadi masalah sosial politik yang berkaitan dengan kependudukan. Sebuah permasalahan tentang bangsa asing yang berkembang pesat dan berhasil di negeri orang, sehingga menyebabkan kecemburuan. Bagaimanapun juga hidup dalam kondisi seperti ini dalam waktu yang panjang membuat orang Israel tidak tahan lagi menghadap perlakuan kejam kerja paksa yang merupakan tindakan pelucutan harkat dan martabat manusia serta pembunuhan bayi-bayi Ibrani sebagai penghapusan eksistensi manusia. Oleh karena itu kita dapat memahami bahwa dalam ayat 23-24, mereka “mengeluh”, “berseru”, “berteriak”, “mengerang”, “berdoa”, meminta pertolongan kepada Allah. Kemudian Allah merespons teriakan mereka: Allah mendengar (dengan penuh perhatian)… Allah mengingat perjanjian- Nya dengan nenek moyang Israel yakni: Abraham, Ishak dan Yakub, lalu, Allah melihat dan memperhatikan mereka. Bahkan Allah tidak berhenti sampai disitu, la juga bertindak menolong mereka dengan menghadirkan seorang Musa sebagai pimpinan yang membebaskan, membawa mereka keluar dari tanah perbudakan Mesir.
PENJELASAN TEKS
Pasal 2: 23-25, merupakan bagian terpenting dari kitab keluaran karena ayat- ayat dalam pasal ini adalah jembatan yang menghubungkan antara realita perbudakan dan penderitaan yang dialami oleh orang Israel dengan pertolongan Allah yang sangat diharapkan. Kemudian, ayat 24 secara khusus hendak menegaskan tentang Allah yang setia pada ikatan perjanjian-Nya dengan nenek moyang Israel yakni Abraham, Ishak dan Yakub, sehingga la bertindak menolong mereka. Kata kerja Za’az yang berarti bergumul, mengadu, dalam rangka mencari dan mendapat keselamatan, menjadi kata kunci.
Pasal 3: 1-10, Berbicara tentang Allah yang memanggil dan mengutus Musa menjadi alat-Nya untuk membawa orang Israel keluar dari tanah perbudakan Mesir, melalui peristiwa “Semak duri berapi”
Pasal 3: 11, 13 dan 4: 1, 10, 13 menceritakan tentang Musa yang berusaha menolak dan mengelak panggilan Allah dengan sejumlah alasan atau dalih
Pasal 3 12, 14-22 dan 4: 2 -9, 11-12, 14-17, menjelaskan tentang Allah meneguhkan dan memberdayakan Musa dengan kuasa serta otoritasNya. bahkan untuk lebih meyakinkan la pertama kali memperkenalkan atau menyebutkan nama-Nya YAHWEH (TUHAN) kepada Musa.