
“Moto ini, ‘Satu Pikir, Satu Kehendak, Satu Tindakan,’ adalah cerminan dari kesehatian GKI yang harus kita pegang teguh dalam melaksanakan pelayanan di Klasis Buciwew Akat Asmat,” tegas Pdt. Simon Rumbrawer.
Acara pembukaan kemudian dilanjutkan dengan pengalungan tanda pengenal kepada seluruh peserta pembinaan se-Klasis Buciwew Akat Asmat sebagai simbol dimulainya kegiatan secara resmi.
Materi Pembinaan Fokus pada Pengelolaan Keuangan dan Aset Gereja, Sesi materi pembinaan hari pertama langsung dimulai setelah ibadah pembukaan. Sesi pertama difokuskan pada bidang Ekonomi dan Usaha Gereja (Ekubang) serta pengelolaan Aset dan Keuangan Gereja. Materi ini disampaikan oleh Pdt. Ungirwalu dan Bapak Yoafifi, yang memberikan pemahaman mendalam terkait pengelolaan sumber daya gereja yang efektif dan akuntabel.
“Kami berharap melalui materi ini, para bendahara dan pengelola Ekubang serta aset gereja dapat semakin profesional dan bertanggung jawab dalam menjalankan tugas pelayanan mereka,” ungkap Pdt. Yohan Wally dari DP2J – Bidang Pengajaran Sinode GKITP, yang turut hadir dalam kegiatan ini.
Pembinaan Hari Kedua Dilanjutkan di Jemaat Agats, Kegiatan pembinaan hari kedua, yang dilaksanakan pada hari Sabtu, 5 April 2025, bertempat di Jemaat Agats. Sesi ini secara khusus membahas mengenai Badan Pengurus Perbendaharaan Gereja (BPPG) dan diisi oleh narasumber dari Sinode, yaitu Bapak F. Sineri dan Bapak O. Deda. Kehadiran narasumber dari Sinode ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih komprehensif mengenai tugas dan tanggung jawab BPPG sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh GKITP.
Dengan digelarnya pembinaan dan pelatihan ini, diharapkan para pelayan unsur jemaat se-Klasis Buciwew Akat Asmat dapat semakin meningkatkan kualitas pelayanan mereka, khususnya dalam pengelolaan keuangan, aset, dan pelaksanaan program-program gereja, demi kemajuan pelayanan GKITP di wilayah Asmat.