
MINGGU, 11 FEBRUARI 2024
KELENDER GEREJAWI : MINGGU SENGSARA I – UNGU
PEMBACAAN ALKITAB : AYUB 10:1-22
TEMA : PEMBERDAYAAN TUHAN DI DALAM PENDERITAAN AYUB
LATAR BELAKANG
Marilah kita menyatakan syukur atas perayaan 169 tahun Injil di Tanah Papua yang sudah kita rayakan dalam minggu berjalan yang lalu. Saat ini kita sudah mencapai hari ke-42, minggu ke-6 dalam bulan ke-2 Februari tahun 2024., kita memasuki dan mulai minggu kesengsaraan yang pertama. Tema “pemberdayaan” terus konsisten kita pegang dengan fokus triwulan 1 (satu) adalah: “TUHAN Sumber Utama Pemberdayaan”. Firman Tuhan yang menjadi dasar untuk merefleksikan fokus triwulan I adalah Ayub 10: 122, bagaimana Ayub dalam penderitaan, dan melalui penderitaan itu Allah memberdayakan Ayub, sesuatu yang mustahil dan tidak mudah bagi kita semuanya. Kita akan terus melakukan pelayanan dalam minggu berjalan dengan memperhatikan dokumen kerja yang sudah kita hasilkan bersama, yaitu Rencana Kerja” (Renja) di dalam Jemaat, Klasis dan Sinode, teks Firman Tuhan akan terus menggarami tugas dan kerja kita.
Hari ini sebagai warga negara kita diingatkan bahwa masa kampanye sudah lewat, dan gong minggu tenang sudah dibunyikan, marilah kita doakan, dan syukur untuk suatu proses kampanye yang cukup lama, dan kita diberikan waktu tenang, supaya kita beloh berpikir dengan tenang untuk memilih perwakilan kita yang akan menjadi pejabat di daerah dan juga di dalam negara.
PENJELASAN TEKS
Ayat 1-8 Ayub Membuat Tuduhan bahwa Allah berperkara dengannya
Pada ayat 1 2 Ayub menuduh Allah berperkara karena penderitaan yang Ayub alami lama dan seolah tak kunjung berakhir, sehingga tergambar tiga kondisi kejiwaan Ayub seperti yang tergambar pada ay (1), yaitu: (1) “aku bosan hidup, (2) aku hendak melampiaskan keluhan, (3) aku hendak berbicara dalam kepahitan jiwa. Barangkali, kondisi seperti yang disampaikan Ayub, sebagiannya terjadi atau dialami oleh kita, meskipun dengan beragam pengalaman dan respons kita.
Ayat 3-8 isi perkara itu
Keseluruhan bagian dari ayat 3-8 memuncak pada pernyataan Ayub tentang: Ayub mengakui bahwa Allah tahu Ayub tidak bersalah dan hanya Allah tentang penderitaannya seolah Allah tidak berpihak kepada Ayub, pernyataan memberikan kelepasan dari dosa (ay 7), meskipun Ayub mempertanyakan orang fasik; atau Ayub mempertanyakan Penglihatan Allah, apakah sama Ayub pada ay (3) Apakah untungnya penindasan, dan mendukung rancangan Allah seperti hari-hari manusia? (ay 5); Kemudian pada ay (8) gugatan Ayub dengan penglihatan manusia? (ay 4) atau Ayub mempertanyakan hari-hari tentang Allah yang membentuk dan membuat Ayub tetapi berpaling dan membinasakannya.
Ayat 9-12 Ayub Dalam Kisah Penciptaan Tuhan
Kekaguman tentang penciptaan manusia, Ayub dikisahkan dari kondisi masa- masa penderitaannya, sebagai refleksi atas diri Ayub yang diperlakukan Allah dalam melewati masa penderitaan. Dari semua itu, Ayub simpulkan bahwa dalam penderitaan tetapi ia masih hidup, dan hidup itu Ayub artikan sebagai “kasih karunia Allah baginya” dan dalam kasih karunia itu Allah memelihara dan menjaganya.
Ayat 13-17 Ayub menunjuk apa saja yang Allah sembunyikan darinya
Menurut Ayub, 3 (tiga) hal ini yang menjadi maksud yang Allah sembunyikan baginya, yaitu: (1) kalau Ayub berbuat dosa, (2) kalau Ayub bersalah, (3) kalau Ayub mengangkat kepala. Pada ay (17), menurut Ayub terdapat 3 hal yang dihadapi oleh seorang pendosa dalam diproses Tuhan, Ayub gambarkan demikian : “Engkau ajukan saksi-saksi baru terhadap aku, Engkau memperbesar kegeraman-Mu terhadap aku, pasukan-pasukan baru bahkan bala tentara-Mu melawan aku.
Ayat 18-22 Ayub Mempersoalkan hari kelahirannya
Dalam masa-masa penderitaan Ayub, suatu permintaan yang Ayub ajukan pada ay (20) “Bukankah hari-hari umur-ku hanya sedikit? Biarkanlah aku, supaya aku dapat bergembira sejenak,” permintaan Ayub adalah sebuah harapan tentang “masa depan” yang Ayub harapkan akan peroleh, dipulihkan, menjalani hidup seperti sediakala, setelah itu umur yang sedikit itu buru-buru berakhir, dan ia tiada lagi. Itu semua mempunyai makna yang sama dengan kesempatan sewaktu hidup dalam kandungan ibu, hidup terlahir atau diluar kandungan ibu dan setelah itu melayang lenyap. Rupanya Ayub meyakini bahwa ada dunia orang mati yang ia namakan “suatu negeri dimana cahaya terang serupa dengan kegelapan”.
PENERAPAN
Kita diingatkan oleh kisah Nabi Ayub, bahwa misteri pemberdayaan Allah bagi Nabi Ayub juga tampak, sekalipun kondisi Nabi Ayub sedang mengalami masa penderitaan. Dalam kondisi seperti itulah pemberdayaan Tuhan berlangsung bagi Nabi Ayub. Mungkin diantara kita sebagian pasti kuat dan teguh untuk hadapi penderitaan seperti Nabi Ayub, dan mungkin ada diantara kita yang tidak cukup kuat untuk hadapi penderitaan. Dalam dua kondisi tarik-menarik seperti itu, bagaimana kita, setelah mendengarkan teks Ayub 10:1-22 ini berbicara kepada kita.
- Bila dalam penderitaan Nabi Ayub mengeluh, sikap demikian juga ada pada kita. Bukankah Tuhan mengetahui itu, ayub mengakui bahwa Tuhan mengetahuinya, karena itu ia tidak undur sekalipun penderitaan merenggutnya;
- Seperti Ayub mengakui ia bersalah dan berdosa, demikian juga kita, wajib menyadari bahwa Tuhan itu kudus, dan kita fana dan hidup dalam DET MAZ karunia-Nya di bumi ;
- Seperti Ayub mengakui misteri penciptaan dirinya, demikian juga kita memaknai bahwa kejadian kita itu dahsyat, hanya Tuhan yang tahu proses kejadian kita ;
- Seperti Ayub memiliki kesempatan untuk menggumuli hidup yang dihadapinya, marilah kita juga siap menghadapi apapun tantangan hidup kita. Amin.
PEMBACAAN ALKITAB Â Â : AYUB 10:1-22
Konteks : Apakah maksud Allah dengan penderitaan?
10:1 “Aku telah bosan hidup, p aku hendak melampiaskan keluhanku, aku hendak berbicara dalam kepahitan jiwaku 1 . q
10:2 Aku akan berkata kepada Allah: r Jangan mempersalahkan aku; beritahukanlah aku, mengapa Engkau beperkara s dengan aku 2 . t
10:3 Apakah untungnya bagi-Mu mengadakan penindasan, u membuang hasil jerih payah tangan-Mu, v sedangkan Engkau mendukung rancangan orang fasik? w
10:4 Apakah Engkau mempunyai mata badani? Samakah penglihatan-Mu dengan penglihatan x manusia?
10:5 Apakah hari-hari-Mu seperti hari-hari manusia, tahun-tahun-Mu seperti hari-hari orang laki-laki, y
10:6 sehingga Engkau mencari-cari kesalahanku, dan mengusut dosaku, z
10:7 padahal Engkau tahu, bahwa aku tidak bersalah, a dan bahwa tiada seorangpun dapat memberi kelepasan dari tangan-Mu? b
10:8 Tangan-Mulah yang membentuk c dan membuat aku, tetapi kemudian Engkau berpaling dan hendak membinasakan aku? d
10:9 Ingatlah, bahwa Engkau yang membuat aku dari tanah liat, e tetapi Engkau hendak menjadikan aku debu kembali? f
10:10 Bukankah Engkau yang mencurahkan aku seperti air susu, dan mengentalkan aku seperti keju?
10:11 Engkau mengenakan kulit dan daging kepadaku, serta menjalin g aku dengan tulang dan urat.
10:12 Hidup h dan kasih setia i Kaukaruniakan kepadaku, dan pemeliharaan-Mu j menjaga k nyawaku.
10:13 Tetapi inilah yang Kausembunyikan di dalam hati-Mu; aku tahu, bahwa inilah maksud-Mu: l
10:14 kalau aku berbuat dosa, maka Engkau akan mengawasi aku, m dan Engkau tidak akan membebaskan n aku dari pada kesalahanku.
10:15 Kalau aku bersalah, o celakalah aku! p dan kalau aku benar, aku takkan berani mengangkat kepalaku, q karena kenyang dengan penghinaan, dan karena melihat sengsaraku. r
10:16 Kalau aku mengangkat kepalaku, maka seperti singa s Engkau akan memburu aku 3 , dan menunjukkan kembali kuasa-Mu yang ajaib kepadaku. t
10:17 Engkau akan mengajukan saksi-saksi baru terhadap aku, u –Engkau memperbesar kegeraman-Mu terhadap aku v –dan pasukan-pasukan baru, bahkan bala tentara melawan w aku.
10:18 Mengapa Engkau menyebabkan aku keluar dari kandungan? x Lebih baik aku binasa, sebelum orang melihat aku! y
10:19 Maka aku seolah-olah tidak pernah ada; dari kandungan ibu aku langsung dibawa ke kubur. z
10:20 Bukankah hari-hari a umurku hanya sedikit? b Biarkanlah aku, c supaya aku dapat bergembira d sejenak,
10:21 sebelum aku pergi, dan tidak kembali lagi, e ke negeri yang gelap dan kelam pekat, f
10:22 ke negeri yang gelap gulita, tempat yang kelam pekat g dan kacau balau, di mana cahaya terang serupa dengan kegelapan. h ”
MINGGU, 11 FEBRUARI 2024
KELENDER GEREJAWI : MINGGU SENGSARA I – UNGU
PEMBACAAN ALKITAB : AYUB 10:1-22
TEMA : PEMBERDAYAAN TUHAN DI DALAM PENDERITAAN AYUB
FILE PDF & MS. WORDÂ Â : https://drive.google.com/drive/folders/1W02ud0zuegKeJxSmPJs7mgqf3PJAKR1FÂ