MINGGU,16 JUNI 2024
KALENDER GEREJAWI: MINGGU BIASA
PEMBACAAN ALKITAB : ULANGAN 31:1-8
TEMA : Meneruskan Warisan Kepemimpinan
By : Pdt Nelson Kapitarau,S.Th,MM
PENDAHULUAN
Bapak/ibu Jemaat yang Allah,kasihi hari ini kita di berikan waku oleh Tuhan untuk belajar dari seorang Pribadi yang bernama Musa, Siapa Musa itu? Musa lahir di Mesir pada masa ketika bangsa Israel diperbudak oleh orang Mesir. Karena perintah Firaun untuk membunuh setiap bayi laki-laki Israel, ibunya, Yokhebed, menyembunyikannya selama tiga bulan. Setelah itu, ia meletakkannya di dalam sebuah peti pandan dan menghanyutkannya di sungai Nil. Bayi Musa ditemukan oleh putri Firaun, yang kemudian mengangkatnya sebagai anak dan memberinya nama Musa, yang berarti “diangkat dari air” (Keluaran 2:1-10).
Ketika dewasa, Musa menyadari asal-usulnya sebagai orang Israel. Dalam suatu insiden, ia membunuh seorang Mesir yang memukul seorang Ibrani. Ketika tindakannya diketahui, ia melarikan diri ke Midian untuk menghindari hukuman mati (Keluaran 2:11-15). Di Midian, Musa menikah dengan Zipora, putri dari imam Midian, Yitro, dan memiliki dua anak (Keluaran 2:16-22).
Saat menggembalakan kambing domba mertuanya di Gunung Horeb, Musa melihat semak duri yang terbakar tetapi tidak habis terbakar. Dari dalam semak itu, Tuhan memanggil Musa dan memberinya tugas untuk memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir (Keluaran 3-4). Meskipun awalnya ragu-ragu dan merasa tidak layak, Musa akhirnya menerima panggilan itu setelah Tuhan memberinya tanda-tanda ajaib dan menetapkan Harun, saudaranya, sebagai juru bicara.
Musa kembali ke Mesir dan, bersama dengan Harun, meminta Firaun untuk membebaskan bangsa Israel. Setelah serangkaian tulah yang Tuhan kirimkan atas Mesir, Firaun akhirnya mengizinkan bangsa Israel pergi (Keluaran 5-12). Musa memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir, melewati Laut Merah, dan menuju ke Gunung Sinai, di mana mereka menerima Sepuluh Perintah Tuhan (Keluaran 19-20).
Selama 40 tahun, Musa memimpin bangsa Israel dalam pengembaraan di padang gurun. Selama periode ini, Musa menghadapi berbagai tantangan, termasuk pemberontakan, ketidakpuasan, dan ketidakpercayaan bangsa Israel. Namun, ia tetap setia kepada Tuhan dan terus memimpin mereka menuju Tanah Perjanjian (Bilangan 14:34, Ulangan 1:3).
Menjelang akhir hidupnya, Tuhan memberitahu Musa bahwa ia tidak akan memasuki Tanah Perjanjian karena ketidaktaatannya di Meriba (Bilangan 20:12). Musa kemudian mempersiapkan Yosua untuk menggantikannya sebagai pemimpin. Ia mengukuhkan Yosua di depan seluruh bangsa Israel dan memberikan instruksi serta berkat terakhir (Ulangan 31:1-8). Tuhan sendiri yang memilih Yosua untuk meneruskan kepemimpinan Musa (Bilangan 27:18-23).
Di akhir masa hidup Musa,Musa naik ke Gunung Nebo, dari mana ia diperlihatkan Tanah Perjanjian oleh Tuhan. Di sana, di puncak gunung Pisga, Musa meninggal dunia pada usia 120 tahun. Alkitab mencatat bahwa kekuatannya tidak berkurang dan penglihatannya tetap tajam hingga akhir hayatnya. Tuhan sendiri yang menguburkan Musa di sebuah tempat yang tidak diketahui (Ulangan 34:1-7).
Nabi Musa adalah salah satu tokoh terbesar dalam sejarah Israel dan Alkitab. Dari awal hidupnya yang dramatis hingga pelariannya dan panggilannya oleh Tuhan, Musa memimpin bangsa Israel dengan setia melalui banyak tantangan. Kepemimpinannya yang berakhir dengan pengangkatan Yosua sebagai penerusnya menunjukkan pentingnya mempersiapkan generasi penerus dan menjaga warisan iman serta ketaatan kepada Tuhan.