MINGGU,21 JULI 2024 | KALENDER GEREJAWI : MINGGU BIASA
PEMBACAAN ALKITAB : I PETRUS 4 : 7-11
TEMA : ORANG PERCAYA SEBAGAI PENGURUS KASIH KARUNIA ALLAH DI DUNIA.
BY : PDT NELSON KAPITARAU,S.TH,MM
PENDAHULUAN :
Syaloom dan salam sejahtera buat kita semua,hari ini kita akan belajar bersama dari surat pertama Petrus ayat tujuh sampai ayat ke sebelas.
Surat ini ditulis oleh Rasul Petrus, salah satu dari dua belas murid Yesus yang paling dikenal. Petrus adalah pemimpin gereja mula-mula dan memiliki pengaruh besar dalam perkembangan Kristen awal.
Surat ini ditujukan kepada orang-orang percaya yang tersebar di Pontus, Galatia, Kapadokia, Asia, dan Bitinia, yaitu daerah-daerah di Asia Kecil (sekarang Turki). Dan Surat ini kemungkinan besar ditulis sekitar tahun 64-65 Masehi, menjelang akhir hidup Petrus.
Surat ini ditulis dalam suasana penganiayaan yang dialami oleh orang-orang Kristen pada masa pemerintahan Kaisar Nero. Para penerima surat ini sedang menghadapi berbagai tantangan dan kesulitan karena iman mereka.
Dalam situasi itu Surat 1 Petrus menekankan akan pengharapan di tengah penderitaan, kekudusan hidup, dan pentingnya kesaksian yang baik di tengah masyarakat yang tidak percaya pada Yesus Kristus dan penekanan ajaranya berkisar pada pengharapan eskatologis (peristiwa-peristiwa akahir dimasa depan), penderitaan sebagai bagian dari panggilan Kristen, dan hidup kudus sebagai respon terhadap kasih karunia Allah.
PENJELASAN AYAT PERAYAT :
Untuk memahami isi teks ini perlu kita memahami akan ayat perayat dari pembacaan Alkitab I Petrus 4:7-11 adalah sebagai berikut:
- Ayat 7 : “Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa.” Maknanya adalah : Orang Kristen diingatkan untuk hidup dengan perspektif/pikiran akan akhir zaman, menyadari bahwa hidup ini sementara dan Kristus akan segera datang kembali. Sehingga kita diminta untuk menguasai diri menunjukkan disiplin spiritual yang diperlukan untuk menjaga fokus pada kehidupan doa dan hubungan dengan Tuhan.Ketenangan dan penguasaan diri mendukung kehidupan doa yang kuat dan terus-menerus.
- Ayat 8 : Tetapi yang terutama: kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali dosa.” Kasih adalah yang terutama dalam hidup orang Kristen dan menjadi dasar dari segala tindakan dan sikap. Sebab di dalam kasih memiliki kekuatan untuk menutupi dosa, artinya kasih membawa pengampunan dan mencegah permusuhan atau dendam diantara sesama.
- Ayat 9: “Berilah tumpangan seorang akan yang lain dengan tidak bersungut-sungut.” Sikap Keramahtamahan yang Tulus Menunjukkan sikap ramah dan memberikan tumpangan dengan sukacita tanpa keluhan.Pelayanan yang Ikhlas, Mengajarkan pentingnya melayani dengan sikap hati yang benar, tanpa merasa terbebani atau mengeluh.
- Ayat 10: Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengurus yang baik dari kasih karunia Allah.”: Rasul Petrus meningatkan orang percaya untuk menggunakan karunia yang telah diberikan Tuhan dengan bijaksana dan setia untuk melayani sesama. Dengan menyadari bahwa setiap karunia adalah anugerah dari Allah dan harus dikelola dengan baik untuk kepentingan bersama.
- Ayat 11 : “Jika ada orang yang berbicara, baiklah ia berbicara sebagai orang yang menyampaikan firman Allah; jika ada orang yang melayani, baiklah ia melakukannya dengan kekuatan yang dianugerahkan Allah, supaya Allah dimuliakan dalam segala sesuatu karena Yesus Kristus. Ialah yang empunya kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya! Amin.” Sebagai orang Kristen kita diminta untuk Berbicara dan Melayani dengan Integritas (ucapan dan tindakan itu sama): Menggunakan karunia berbicara untuk menyampaikan kebenaran firman Allah dan melayani dengan kekuatan dari Tuhan. Semua tindakan dan pelayanan harus diarahkan untuk memuliakan Allah, menunjukkan bahwa Dia adalah sumber segala karunia dan kekuatan.
PENERAPAN DALAM KEHIDUPAN JEMAAT :
Dari Pembacaan Alkitab diatas dan sesuai dengan Tema khotbah pada minggu ini yaitu: “Orang Percaya sebagai Pengurus Kasih Karunia Allah di Dunia” menjadi pesan penting bagi kita untuk melakukannya dalam kehidupan tiap hari dengan berpodoman pada ajaran Alkitab yaitu :
- Menguasai Diri dan Berdoa (I Petrus 4:7):
– Penguasaan Diri: Sebagai pengurus kasih karunia Allah, orang percaya harus menjaga integritas dan hidup dalam pengendalian diri. Ini berarti menghindari godaan dan gangguan yang dapat menjauhkan mereka dari tujuan rohani.
– Doa yang Tekun: Mengembangkan kehidupan doa yang konsisten dan fokus adalah cara untuk tetap terhubung dengan Tuhan, mencari hikmat-Nya dalam mengelola karunia yang telah diberikan kepada kita.
- Kasih yang Tulus (I Petrus 4:8)
– Menerapkan Kasih dalam Persekutuan: Kasih yang sungguh-sungguh berarti menunjukkan perhatian dan empati kepada sesama dalam komunitas gereja dan di luar gereja. Ini bisa diwujudkan dalam bentuk dukungan emosional, bantuan praktis, dan pengampunan.
– Pengampunan dan Pemulihan: Menggunakan kasih sebagai alat untuk memulihkan hubungan yang rusak dan menutupi dosa, dengan menunjukkan belas kasih dan pengampunan.
- Keramahtamahan (I Petrus 4:9)
– Melayani dengan Hati yang Tulus: Menyediakan tumpangan, membantu mereka yang membutuhkan, dan melayani dengan sukacita tanpa mengeluh menunjukkan bahwa kasih karunia Allah bekerja dalam hidup orang percaya.
– Membangun Persekutuan yang Ramah: Menciptakan lingkungan yang ramah dan mendukung di gereja dan masyarakat, di mana setiap orang merasa diterima dan dihargai.
- Menggunakan Karunia untuk Melayani (I Petrus 4:10)
– Penggunaan Karunia dengan Bijaksana: Mengenali dan mengembangkan karunia yang diberikan Allah, dan menggunakannya untuk melayani orang lain dengan setia. Ini bisa berupa karunia mengajar, memberikan nasehat, bantuan praktis, atau karunia rohani lainnya.
– Menjadi Pengurus yang Baik: Memahami bahwa setiap karunia adalah pemberian dari Allah dan harus digunakan untuk membangun tubuh Kristus dan memuliakan Tuhan.
- Memuliakan Allah dalam Segala Hal (I Petrus 4:11)
– Berbicara dengan Integritas: Ketika berbicara atau mengajar, lakukan dengan tanggung jawab, memastikan bahwa kata-kata kita mencerminkan firman Allah dan membawa kemuliaan kepada-Nya.
– Melayani dengan Kekuatan dari Allah: Mengandalkan kekuatan yang diberikan oleh Tuhan dalam setiap tindakan pelayanan, sehingga setiap pelayanan dilakukan dengan semangat dan kekuatan ilahi, bukan mengandalkan kemampuan sendiri. Amin
CATATAN TAMBAHAN CONTOH SEDERHANA YANG BISA KITA LAKUKAN :
– Di Gereja: Mengorganisir kelompok doa yang fokus pada kebutuhan komunitas, menyediakan layanan konseling berbasis kasih untuk membantu mereka yang berjuang dengan dosa atau kesulitan hidup.
– Di Rumah: Membina keluarga dalam kasih Kristus, menunjukkan keramahtamahan kepada tamu, dan mengajarkan anak-anak tentang pentingnya melayani dengan karunia yang mereka miliki.
– Di Tempat Kerja: Menjadi teladan dalam etika kerja, berbicara dengan integritas, dan membantu rekan kerja dengan tulus tanpa mencari pujian.
– Di Masyarakat: Melibatkan diri dalam pelayanan sosial, seperti memberi makan yang lapar, membantu mereka yang kehilangan tempat tinggal, atau mendukung program-program lingkungan yang berorientasi pada kasih dan bantuan praktis.
Dengan menjalankan prinsip-prinsip ini, orang percaya tidak hanya menjadi pengurus kasih karunia Allah di dunia, tetapi juga menjadi saksi hidup dari kasih dan kekuatan Allah yang bekerja melalui mereka untuk kemuliaan-Nya.