
SUKA CITA.
Dalam Alkitab sukacita lebih dari sekedar emosi. Dalam kamus Alkitab Sukacita adalah perasaan bahagia bercampur perasaan diberkati. Dalam Perjanjian lama hal ini ditandai dengan kegembiraan luar biasa pada saat-saat perayaan.
(Ulg.12:6 dst) dan dengan perasaan lega ketika seseorang dapat membawa keluh-kesahnya ke bait Allah untuk mendapat penyelesaian (Mz.43:4). Dalam PB sukacita sangat menonjol dalam Injil (Lukas 2:10; 19:37) dan Kisah para rasul 13:52. Kesukacitaan merupakan satu dari Sembilan buah Roh / karunia
Roh (Kis.8:39) (Galatia 5:22).
Dalam perjanjian lama, sukacita selalu berkaitan dengan kehidupan nasional seutuhnya dan keagamaan bangsa Israel. secara khusus diungkapkan dalam bentuk-bentuk kegembiraan dan keramaian dan kemeriahan pesta peseta, saat mempersembahkan korban-korban dan upacara-upacara penobatan (Ul.12:6); 1 Samuel 18:6; 1 raja-raja 1:39). sukacita spontan merupakan ciri yang menonjol dalam Maz. Disitu sukacita adalah pertanda ibadah gabungan (sebagian besar berpusat di bait suci, (Maz. 42:4; 81:1) merupakan pemujaan pribadi (Maz 16:8; 43:4).
Dalam Perjanjian Baru, khususnya kitab-kitab Injil Sinoptik mencatat suasana sukacita terkait dengan proklamasi kabar baik tentang kerajaan Allah, dalam bentuk beraneka ragam, umpamanya kelahiran Juru Selamat (Luk.2:10), Yesus memasuki Yerusalem dengan lambang Mesias (Mar. 11: 9 dan 19: 37; Mat.21: 9), dan sesudah kebangkitan (Mat.28:8). Dalam Injil Yohanes, Yesus sendirilah yang mengumumkan sukacita ini (Yoh 15: 11; 16:24) dan sekarang sukacita adalah dampak persekutuan yang erat antara gereja dengan Yesus (Yoh:16: 22).
PENJELASAN TEKS
Ayat 19 Menjelaskan tentang suasana ketakutan yang menghantui pikiran dan hati para murid karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi yang masih terus mengawasi gerak-gerik para murid dan itulah yang membuat para murid mengurung diri di dalam kamar-kamar rumah dengan pintu tertutup rapat. Dalam suasana seperti ini datanglah Yesus dan menampakkan berdiri ditengah-tengah mereka. Penampakan ini tentunya pasti membuat mereka semakin rasa takut yang besar karena Yesus datang pada waktu malam. Dalam suasana ketakutan itu Yesus berkata kepada mereka; “Damai sejahtera bagi kamu”. (Eirene =bhs Yunani; bhs Ibrani= Shalom). Damai sejahtera yang disampaikan oleh Yesus disini menggambarkan bahwa murid-murid sebelum Yesus datang, mereka sedang ada dalam rasa ketakutan yang besar. Karena itu Yesus mau meredah-kan rasa takut dan mengembalikan rasa ketakutan itu menjadi suasana yang damai, tenang kembali.
Ayat 20 : memperlihatkan bahwa sesudah Yesus menenangkan rasa takut mereka. Dia mulai menunjukan kepada mereka bekas tangan-Nya yang terpaku dan bekas lambung-Nya yang ditikam dengan tobak oleh para serdadu saat ada diatas kayu salib di golgota. Di sinilah murid-murid mulai bersukacita bahwa yang menampakkan diri kepada mereka adalah Yesus Kristus guru mereka.
Ayat 21-22: Yesus kembali lagi mengucapkan kata-kata yang sama pada ayat 19 diatas “Damai sejahtera bagi kamu”! dan Dia lanjutkan dengan pengutusan” Sama seperti Bapa mengutus Dia dan sekarang Dia mengutus murid-murid-Nya ke dalam dunia. Pengutusan ini bahwa mereka harus menyampaikan kabar tentang kebangkitan-Nya kepada sesama murid, tetapi juga semua orang, bahwa Yesus Kristus yang disalibkan, mati dan dikuburkan telah dibangkitkan oleh Allah Bapa pada hari yang ketiga.
Kita perhatikan dua hal penting dalam pengutusan ini yaitu
Pertama : Kualifikasi pengutusan kepada mereka “Seperti Bapa mengutus Aku” kesamaan-nya ada Bahwa Misi yang dilakukan oleh mereka ialah melanjutkan apa yang sudah dilakukan oleh Yesus. Yang dilakukan oleh Yesus adalah datang dari Bapa di sorga.
Kedua : Misi harus dilanjutkan persis seperti yang dilakukan oleh Yesus, yaitu ketergantungan penuh kepada Allah Bapa di sorga.
Untuk mengembangkan misi ini kepada dunia, maka Yesus menghembusi mereka dengan Roh Kudus. Hal ini sedang menunjuk pada hari pencurahan Roh Kudus kelak di Yerusalem setelah Dia terangkat ke sorga. Roh Kudus mengubah rasa ketakutan dan persembunyian menjadi pemberani dan keterbukaan, kita bisa melihat peristiwa hari raya pentakosta di Yerusalem pada waktu itu, Petrus yang mewakili teman-temannya berdiri dan berkhotbah kepada bangsa-bangsa yang saat itu sedang berkumpul di Yerusalem dengan gagah berani memberitakan Yesus kristus kepada mereka.
Ayat 23: menjelaskan bahwa otoritas mengampuni dosa orang sangat penting dari hal pengutusan yang diceritakan pada ayat 21 diatas. Tuhan Yesus diutus dengan otoritas mengampuni dosa orang menurut Yoh 9:39-41. kalau Tuhan yesus mengutus mereka sama seperti Bapa telah mengutus Dia, maka mereka juga memerlukan otoritas untuk mengampuni dosa orang. namun perlu diingat bahwa Tuhan Yesus tidak mengampuni tanpa iman dalam hati mereka yang diampuni (Pasal 3:6).
PENERAPAN
Bersukacitalah selalu sebagai orang-orang yang telah menerima damai sejahtera Yesus Kristus. Bersukacita selalu saat kita diserahi tugas untuk misi Allah, dalam menyampaikan kabar baik kepada dunia sebab dia yang memberi tugas Dia juga pasti menopang dan memampukan kita untuk melayani sesama. Suka cita adalah perasaan yang harus tumbuh dalam hidup setiap orang yang percaya kepada Yesus, baik pada hari paskah ini maupun dihari hidup dan kerja serta pergaulan setiap orang.
Setiap orang yang mengaku Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya dia diberi otoritas/ kuasa untuk menghadapi segala macam seteru, lebih-lebih mengampuni dosa sesama. mengampuni dosa sesama membutuhkan respon iman dari mereka yang hendak diampuni dosanya.
Yesus selalu hadir dalam ketidakpastian hidup kita, manakala kita sedang mengalami goncangan dalam hidup hari lepas hari. percayalah bahwa Dia, Yesus selalu ada untuk membuat hati kita yang takut, bimbang, kuatir, putus asah dan gelisah menjadi damai sejahtera.” Damai Sejahtera Bagi Kamu”. Pergilah kabarkan kepada dunia bahwa Yesus hidup, Dia Tuhan dan JuruSelamat Umat Manusia. Amin