Site icon Gereja Kristen Injili Di Tanah Papua

P2I GKITP”24 : TEMA  : HIMNE PENEBUSAN – MINGGU, 3 NOVEMBER 2024 – KELENDER GEREJAWI : MINGGU BIASA PEMBACAAN ALKITAB : EFESUS 1 : 3 – 13

Triwulan ke-empat Oktober-November-Desember 2023,

“Melalui Kristus dan Alkitab GKI menjadi Penggerak Pemberdayaan pribadi, keluarga dan dunia.”

MINGGU, 3 NOVEMBER 2024

KELENDER GEREJAWI : MINGGU BIASA

PEMBACAAN ALKITAB : EFESUS 1 : 3 – 13

TEMA  : HIMNE PENEBUSAN

LATAR BELAKANG

Hari ini hari ke-308, kita masuki minggu pertama November, dan minggu ke- 44 dalam tahun 2024. Renstra GKI di Tanah Papua rumuskan tahun 2024 adalah tahun “Pemberdayaan”, dan fokus penataan pelayanan triwulan IV Oktober-November-Desember 2024, ialah “Kristus memberdayakan persekutuan GKI guna memberdayakan pribadi, keluarga dan dunia”. Dasar firman Tuhan Efesus 1:3-13, tema tekstual untuk minggu “Himne Penebusan”. Dengan memahami GKI di Tanah Papua sebagai rumah besar milik kita bersama maka semua yang ada di rumah besar milik kita bersama itu wajib kita kerjakan apa yang menjadi tanggungjawab dari rumah kita, yaitu kegiatan sesuai dengan dokumen Renja triwulan ke-4 yang berlaku di Jemaat, Klasis dan Sinode, kita melayani Tuhan dari rumah kita, rumah persekutuan dan doa dalam GKI di Tanah Papua.

Paulus menulis Surat kepada Jemaat di Efesus, ketika dirinya sedang berada dalam penjara di Roma, kira-kira 63 atau 64 M. Efesus adalah ibu kota dari provinsi Romawi Asia (sekarang Turki Barat). Dalam surat ini Paulus memperlihatkan dasar gereja dan kesatuan gereja di dalam Kristus, untuk memberikan semangat kepada orang-orang Kristen, dan untuk mendorong agar mereka berdiri tegak dalam berbagai pencobaan. Imanuel Kant (1724 – 1804), seorang filsuf Jerman berpendapat bahwa rencana Allah atas manusia tidak bergantung pada manusia, melainkan kehendak-Nya sendiri. Allah menetapkan segala sesuatu menurut kedaulatan-Nya semata. Hal itu jelas terbaca dalam Efesus 1 : 3 – 14.

 

PENJELASAN TEKS

Efesus 1 : 3 – 14 merupakan sebuah doxology, puji-pujian atau ungkapan iman kepada Allah. Paulus mengungkapkan puji-pujian kepada Allah atas berkat- berkat rohani dari sorga. Berkat-berkat/anugerah itu meliputi :

Ayat 5 – 6, Pertama, bahwa Allah di dalam Yesus Kristus telah memilih gereja (persekutuan orang-orang percaya) untuk menjadi miliknya sebagai orang kudus dan tak bercacat. Pilihan Allah itu merupakan inisiatif dan rencana Allah sejak semula. Allah sendiri merencanakan itu tanpa pengaruh dari manusia. Paulus menekankan predestinasi (penetapan) Allah itu, karena bagi sebagian kalangan Yahudi di dalam jemaat meyakini bahwa mereka mampu menggapai keselamatan asalkan mereka melakukan perintah hukum taurat (Mat. 19:16- 20). Bahkan orang-orang Yahudi percaya bahwa mereka adalah umat pilihan Allah, dengan sendirinya layak diselamatkan. Dalam hal ini, Paulus ingin menegaskan bahwa keselamatan itu merupakan rencana dan pemberian Allah, bukan hasil jerih lelah atau upaya manusia.

Ayat 7 – 8, Kedua, Allah melalui Yesus Kristus dan darah-Nya telah menebus dan mengampuni manusia. Itu adalah kasih karunia Allah semata. Paulus menyatakan ini karena di Efesus, baik mereka yang berlatar belakang Yahudi mau pun non Yahudi, punya keyakinan bahwa penebusan dosa terjadi apabila ada korban persembahan berupa hewan yang diberikan kepada Allah ataupun para dewa. Mereka meyakini bahwa melalui ritual korban hewan, kejahatan mereka dihapus. Di sini Paulus menyatakan bahwa penebusan dan pengampunan bagi orang percaya terjadi melalui darah Yesus Kristus yang mahal atau tidak ternilai harganya. Hal ini dinyatakan supaya jemaat menyadari betapa besarnya kasih Allah yang mengorbankan anak-Nya, Yesus Kristus (Yoh. 3:16). Ini adalah anugerah yang maha besar.

Ayat 9 – 11, Ketiga, Allah di dalam Yesus Kristus berkenan menyingkapkan rahasia eskatologis bagi orang percaya. Di dalam Yesus, Allah mendamaikan dan menyatukan orang percaya dengan diri-Nya, baik Yahudi maupun non Yahudi, di bumi maupun di sorga kelak. Di dalam Yesus, ada janji keselamatan yang bersifat eskatologis, di mana suatu saat orang percaya akan menikmati janji Allah dalam kekekalan.

Ayat 13 – 14, Keempat, Roh Kudus adalah jaminan bagi setiap orang percaya bahwa mereka akan menjadi milik Allah sepenuhnya. Paulus menyatakan bahwa ketika orang percaya dibaptis, mereka sudah dimateraikan dengan Roh Kudus. Orang percaya adalah milik Allah. Roh Kudus akan menjaga mereka untuk tetap menjadi kepunyaan Allah. Allah tidak main-main dengan anugerah keselamatan yang dirancang-Nya. Ia memelihara gereja melalui Roh Kudus sepanjang zaman. 

 

     

PENERAPAN

  1. Mari kita belajar mensyukuri anugerah pengampunan dan keselamatan Tuhan bagi kita karena hidup kita adalah anugerah, maka harus dipersembahkan sungguh-sungguh hidup, karya dan pelayanan kita untuk kemuliaan Segala perbuatan kita mesti kita usahakan untuk berkenan kepada Allah, sesuai kehendak dan kebenaran-Nya. Hidup kita mesti menjadi anugerah atau berkat bagi sesama bukan menyusahkan mereka.
  2. Kita diselamatkan hanya oleh anugerah, tidak berarti kita boleh terus hidup dalam dosa, tanpa berjuang untuk hidup baik dan benar. Roma 6:1 berkata: bolehkah kita bertekun dalam dosa, supaya semakin bertambah kasih karunia? Paulus katakana: sekali-kali Jika kita masih mau hidup dalam dosa, anugerah Allah akan diambil kembali dari kita. Melalui perbuatan baik dan benar sebagai orang-orang yang ditebus itu tandanya kita bersyukur atas anugerah keselamatan Allah melalui pengorbanan Kristus. Allah tetap memberi kita kebebasan, maka kebebasan itu mesti digunakan untuk hal-hal yang baik dan benar, serta bertanggung jawab.
  3. Gereja bukan tempat mencari kenikmatan pribadi, kekuasaan dan materi. Gereja terpanggil untuk menghadirkan anugerah Kerajaan Allah: Kasih, Kebaikan, Kebenaran, Pengampunan, Kemerdekaan, Kedamaian, Keadilan, dan Keselamatan bagi sesame dan alam semesta. Konkritnya sebagai Gereja, kita terpanggil untuk melakukan segala upaya perbaikan dan pembangunan bagi jemaat dan masyarakat dalam berbagai bidang: social, ekonomi, pendidikan, politik, hukum, Gereja bukan hanya mengurus ibadah, doa dan khotbah, nyanyian, tetapi harus ada aksi nyata. Hanya dengan cara demikian, gereja menjadi anugerah bagi dunia. Itulah kehendak Allah dari kita. 

 

DISKUSI UNTUK IBADAH PAM, PW DAN PKB

Pertanyaan Penuntun Diskusi :

Kekayaan. Siapakah diantara kita yang tidak ingin kekayaan?, tentu semua orang menginginkannya. Tetapi kekayaan dalam hal apa, apakah kekayaan dunia ataukah kekayaan surgawi. Dalam konteks Efesus 1:3–13 ini, Rasul Paulus berbicara tentang kekayaan surgawi, sebagai berkat rohani di dalam surga (ay 3), tertulis “Didalam Kristus telah dikaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam Surga”, artinya kekayaan Surga yang kita peroleh karena percaya kepada Kristus Yesus. Berkat-berkat itu ialah :

 

Pertanyaan Penuntun Diskusi.

  1. Apa pandangan saudara tentang orang yang kaya secara materi/dunia dan kekayaannya
  2. Bagaimana sikap kita terhadap pengampunan dosa, yang sudah kita
  3. Apa tanda-tanda seseorang memiliki berkat hikmat Allah, dan bagaimana
  4. Jika saudara atau orang disekiling saudara mengalami situasi hidup yang berat, sulit, rumit, penuh tantangan, sebagai orang yang Bersatu dengan Kristus, bagaimana seharusnya kita/mereka. 

 

Exit mobile version