PENERAPAN DALAM KEHIDUPAN JEMAAT:
Tema khotbah “Misi Pemulihan dan Pemberdayaan Bangsa-Bangsa” berdasarkan Kejadian 41:1-57 dalam kehidupan sehari-hari :
Melalui kisah Yusuf, kita belajar tentang peran Tuhan dalam memulihkan dan memberdayakan bangsa-bangsa, serta bagaimana kita dapat menjadi agen pemulihan dan pemberdayaan dalam konteks global saat ini.
- Pemulihan Melalui Kepemimpinan yang Bijaksana: Yusuf diangkat menjadi penguasa kedua di Mesir karena hikmat dan kemampuan yang diberikan Tuhan. Kepemimpinan Yusuf membawa pemulihan dan kesejahteraan bagi Mesir dan bangsa-bangsa sekitarnya selama masa kelaparan. Pesannya bahwa kita di tuntut untuk Jadi pemimpin yang bijaksana dan bertanggung jawab dalam pekerjaan kita. Gunakan hikmat dari Tuhan untuk membuat keputusan yang tidak hanya menguntungkan organisasi atau kelompok kita tetapi juga menolong orang lain,melalui Pendidikan,kesehatan,memgembangkan kapasitas warga jemaat melalui pelatihan dan menjadi mentor yang memberdayakan orang lain.
- Peran dalam Misi Global dan Kemanusiaan: Yusuf tidak hanya menyelamatkan Mesir tetapi juga bangsa-bangsa lain yang datang ke Mesir untuk mencari makanan selama masa kelaparan. Ini menunjukkan bahwa pemulihan dan pemberdayaan harus bersifat inklusif dan global,melalui doa,donasi,terlibat langsung sebagai pekabar injil,pengetasan kemiskinan,Advokasi sosial,ekonomi dan terlibat dalam memperjuangkan hak-hak kaum minoritas atau terpingir,dan bersama gereja-gereja lain dalam misi global.
- Keberanian dalam Menghadapi Tantangan : Yusuf menghadapi banyak tantangan dan kesulitan, namun ia tetap teguh dan setia. Keberaniannya dalam menghadapi tantangan membawa berkat besar bagi banyak orang. Tetap teguh dalam iman saudara meskipun menghadapi tantangan dan kesulitan. Percayalah bahwa Tuhan memiliki rencana yang lebih besar dan akan memulihkan keadaan saudara. Berdiri teguh melawan ketidakadilan dan ketidakbenaran, baik dalam skala kecil di kampung saudara maupun dalam isu-isu besar di tingkat nasional atau global. Jangan takut untuk mengambil langkah berani dalam melakukan perubahan yang positif. Ini bisa berarti memulai inisiatif baru yang dapat memberdayakan orang lain atau mengadvokasi perubahan yang diperlukan dalam masyarakat.
- Pemberdayaan Melalui Pendidikan dan Pelatihan: Yusuf menggunakan hikmatnya untuk mengelola sumber daya selama masa kelimpahan, yang kemudian digunakan untuk memberdayakan bangsa Mesir dan sekitarnya selama masa kelaparan. Kita perlu Investasikan waktu dan sumber daya dalam pendidikan dan pelatihan, baik secara pribadi maupun komunitas. Misalnya, mendukung beasiswa pendidikan, program pelatihan keterampilan, atau kursus online yang dapat meningkatkan kemampuan dan peluang untuk orang lain. usaha kecil dan menengah di tempat saudara,terlibat dalam usaha mikro kecil  atau koperasi yang memberdayakan individu dan keluarga secara ekonomi. Menjadi mentor bagi generasi muda, membimbing mereka dalam mengembangkan bakat dan potensi mereka. Bantu mereka melihat nilai dan tujuan hidup mereka dalam konteks yang lebih besar
Kesimpulan : Melalui Kejadian 41:1-57, kita belajar bahwa Tuhan bekerja melalui individu yang setia dan bijaksana untuk membawa pemulihan dan pemberdayaan bagi bangsa-bangsa. Sebagai pengikut Kristus, kita dipanggil untuk: 1).Menjadi pemimpin yang bijaksana dan bertanggung jawab.2).Terlibat dalam misi global dan bantuan kemanusiaan.3). Menghadapi tantangan dengan keberanian dan keteguhan iman..4). Memberdayakan orang lain melalui pendidikan, pelatihan, dan mentorship.
Kalau kita menerapkan prinsip-prinsip ini dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat menjadi alat di tangan Tuhan untuk membawa pemulihan dan pemberdayaan di tanah papua dan Dunia. Amin.
Â