TEMA : “Misi Pemulihan dan Pemberdayaan Bangsa-Bangsa
MINGGU: 2 JUNI 2024 | KALENDER GEREJAWI : MINGGU BIASA
PEMBACAAN ALKITAB : KEJADIAN 41;1-57
BY : PDT NELSON KAPITARAU,S.TH,MM
PENDAHULUAN :
Bapak/ibu Jemaat Tuhan Yang Allah Kasihi. Tuhan ingin mengajar kita untuk bersabar dalam menantikan waktu yang ditetapkanTuhan,kita hanya perlu bersabar dan percaya pada Kehendak Tuhan sampai waktunya tiba. Hari ini kita akan belajar dari seorang pribadi yang bernama Yusuf,anak dari yakub dalam kitab Kejadian Pasal 41: 1-57. Kitab ini mencatat pada zaman para patriark ( Bapak Leluhur), yaitu periode ketika Abraham, Ishak, dan Yakub hidup. Yusuf adalah salah satu dari dua belas anak Yakub, yang kemudian dikenal sebagai nenek moyang dari dua belas suku Israel.
Pada masa Mesir kuno, Kota Mesir merupakan salah satu peradaban paling maju dan berpengaruh di dunia kuno pada saat itu. Negara ini terkenal dengan birokrasi yang kompleks, pembangunan monumental, dan stabilitas politik di bawah kepemimpinan para Firaun. Kisah Yusuf terjadi pada masa dinasti Mesir, dan walaupun identitas Firaun yang berkuasa pada waktu itu tidak disebutkan secara spesifik dalam Alkitab, kemungkinan besar ini terjadi pada masa Kerajaan Tengah dikenal sebagai masa konsolidasi dan peningkatan budaya( sekitar tahun 2055-1650 SM)  dan  Kerajaan Baru Mesir (tahun 1550-1070 SM),masa periode ekspansi dan kemegahan luar biasa.
Sebelum Kejadian  Pasal 41, Yusuf dijual oleh saudara-saudaranya kepada pedagang Midian yang kemudian membawanya ke Mesir. Yusuf mengalami berbagai peristiwa yang sulit, termasuk difitnah oleh istri Potifar dan dipenjarakan. Meskipun demikian, Yusuf tetap setia kepada Tuhan, dan Tuhan menyertainya dalam segala situasi.
Waktu Yusuf di penjara Ia menafsirkan mimpi juru minuman dan juru roti Firaun. Tafsirannya terbukti benar, dan juru minuman akhirnya mengingat Yusuf ketika Firaun mengalami mimpi yang tidak dapat ditafsirkan oleh orang bijak atau ahli nujumnya.
Kisah Yusuf menyoroti tema pemeliharaan Allah yang nyata. Meskipun Yusuf mengalami banyak penderitaan, Tuhan menggunakan situasi tersebut untuk tujuan yang lebih besar, yaitu menyelamatkan banyak orang dari kelaparan dan mengangkat Yusuf ke posisi berkuasa.
Kisah Yusuf juga terkait dengan janji Allah kepada Abraham mengenai keturunannya yang akan menjadi bangsa besar dan berkat bagi banyak bangsa. Yusuf, melalui posisinya di Mesir, menjadi alat bagi penggenapan janji ini.
Kemampuan Yusuf untuk menafsirkan mimpi adalah bukti dari hikmat dan kuasa Allah yang bekerja melalui dirinya. Ini menunjukkan bahwa Tuhan adalah penguasa atas semua kejadian dan bahwa hikmat sejati berasal dari-Nya.