MINGGU, 2 JUNI 2024 | KELENDER GEREJAWI : MINGGU BIASA | PEMBACAAN ALKITAB : KEJADIAN 41:1-57
TEMA : ” MISI PEMULIHAN DAN PEMBERDAYAAN BANGSA-BANGSA “
LATAR BELAKANG
Hari minggu ke 4 Mei 2024, merupakan hari ke-154 dan minggu ke-22 dalam tahun 2024. Fokus tema pelayanan utama tahun 2024 “Pemberdayaan”. Pada Triwulan Kedua April-Mei-Juni 2024 arahnya kepada “Kristus Penebus dan Roh Kudus Pembaharu adalah Pokok Pemberdayaan Dunia”. Fokus triwulan ke-2 ini akan diarahkan oleh firman Tuhan dari Kejadian 41:1-57 dengan penekanan pada pemberdayaan sebagai pemulihan. Renja triwulan ke-2 untuk Jemaat, Klasis dan Sinode turut pula digumuli melalui pelayanan ibadah minggu. Sehingga semua karya dan pelayanan yang dipercayakan menjadi karya yang dibaharui oleh Roh Kudus dan membimbingnya sekaligus.
Mimpi adalah sebuah pengalaman alam bawah sadar berasal dari ungkapan perasaan kelelahan yang menimbulkan suatu hayalan dalam keadaan tidur, dari perasaan itu mengarah kepada sebuah penglihatan dalam dunia kenyataan. Kata orang mimpi sebagai tanda dari sebuah peristiwa kehidupan pada masa yang akan datang menjadi kenyataan dalam kehidupan. Mimpi ada dua macam yaitu mimpi yang baik diartikan keberhasilan masa depan dalam pekerjaan, posisi jabatan yang strategis, usaha berhasil, sembuh dari sakit dsb. Mimpi buruk diartikan masa depan yang tidak sukses seperti tidak berhasil dalam usaha, kecelakaan, posisi jabatan yang kurang menguntungkan, keluarga yang meninggal dsb. Orang Mesir kuno menganggap mimpi sebagai bentuk penglihatan yang mempunyai makna akan menjadi sebuah kenyataan, berhubungan dengan masa depan sehingga semua orang berusaha mencari orang pintar peramal atau guru-guru ilmu sihir yang bisa menjelaskan makna mimpinya yang pas. Itulah sebabnya banyak orang mau jadi guru peramal atau belajar ilmu sihir termasuk juru minuman dan juru roti di istana Firaun betapa merasa pentingnya mengharapkan peramal yang bisa menjelaskan arti mimpi mereka tentang kelepasan dari tahanan penjarah istana dan masa depan posisi jabatan serta pekerjaan mereka. Pemahaman umum duniawi di atas dikaitkan dengan dimensi refleksi rohani dalam Kuasa Allah melalui hikmat Yusuf jauh lebih mengungguli dari pada ahli-ahli peramal atau tukang sihir disekeliling istana Firaun.