
Peningkatan mutu dan kapasitas guru Sekolah Minggu menjadi fokus utama dalam materi yang disampaikan oleh Pdt. Daniel J. Kaigere. “Guru Sekolah Minggu memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk karakter anak-anak. Oleh karena itu, kita perlu terus meningkatkan mutu dan kapasitas mereka agar dapat memberikan pengajaran yang berkualitas,” ujarnya. Pdt. Daniel J. Kaigere juga menekankan pentingnya pemahaman yang baik akan Firman Tuhan. “Guru sekolah minggu harus benar-benar memahami dengan baik akan firman tuhan, agar dapat menyampaikan dengan baik dan benar kepada anak-anak sekolah minggu”.
Sesi presentasi alat peraga menjadi puncak dari lokakarya ini, di mana 24 klasis memamerkan kreativitas mereka dalam membuat alat peraga yang menarik dan edukatif. Berbagai tema diangkat, mulai dari kisah-kisah Alkitab hingga nilai-nilai moral yang penting bagi pertumbuhan anak-anak. Lokakarya ini diharapkan dapat menjadi bekal bagi para guru Sekolah Minggu untuk terus berinovasi dalam menyampaikan firman Tuhan kepada generasi muda Papua.
Memperdalam Pemahaman dan Keterampilan Mengajar Sekolah Minggu, Rangkaian materi dalam sesi 03 Lokakarya Alat Peraga II memberikan wawasan mendalam bagi para peserta tentang berbagai aspek pengajaran Sekolah Minggu.
Pdt. Navy Kastanya memulai dengan sesi refleksi dan arahan yang menekankan pentingnya “Bersama Melayani”. “Pelayanan Sekolah Minggu bukan hanya tugas individu, tetapi kerja tim yang membutuhkan sinergi dan kolaborasi,” ujarnya. Pdt. Linda Upessy melanjutkan dengan materi tentang “Strategi Pengajaran di Sekolah Minggu”, memberikan tips praktis tentang bagaimana menyampaikan firman Tuhan dengan cara yang menarik dan mudah dipahami oleh anak-anak.
Kk. Yohanes Moniharapon kemudian memberikan materi tentang “Mengenal Penggunaan Alat Peraga Yang Efektif bagi Anak”. “Alat peraga bukan sekadar hiasan, tetapi media yang membantu anak-anak memahami konsep-konsep Alkitab dengan lebih baik,” jelasnya. “Kita perlu memilih alat peraga yang sesuai dengan usia dan tingkat pemahaman anak-anak.” Sesi ini dilanjutkan dengan materi “Pengembangan Materi Ajar Yang Menarik di Sekolah Minggu” oleh Pdt. Yohan Wally, yang menekankan pentingnya kreativitas dalam menyampaikan firman Tuhan. “Kita harus mampu mengembangkan materi ajar yang tidak hanya informatif, tetapi juga menarik dan relevan dengan dunia anak-anak,” tuturnya. Sesi ini ditutup dengan praktik pembuatan bahan ajar, memberikan kesempatan bagi para peserta untuk langsung mengaplikasikan ilmu yang mereka dapatkan.
Membangun Generasi Muda yang Bijak dan Peduli, Lokakarya Alat Peraga II di Jemaat Elohim Snerbo telah memberikan inspirasi dan bekal bagi para guru Sekolah Minggu untuk meningkatkan kualitas pengajaran mereka. Berbagai materi dan presentasi alat peraga yang kreatif diharapkan dapat membantu anak-anak memahami firman Tuhan dengan lebih baik dan menumbuhkan karakter yang bijak dan peduli. “Amsal 6:6 mengingatkan kita untuk belajar dari semut, menjadi rajin dan bijak,” ujar salah satu peserta, mengutip salah satu ayat yang menjadi inspirasi dalam lokakarya ini. “Dan 1 Korintus 12:20 mengajarkan kita tentang pentingnya persatuan dan kesatuan, bahwa kita adalah banyak anggota tetapi hanya satu tubuh.”
Semangat kepedulian juga menjadi tema sentral dalam lokakarya ini, seperti yang tercermin dalam alat peraga “tali kepedulian” dari GSM Klasis Merauke, berdasarkan Yehezkiel 36:26. “Kita berharap anak-anak dapat tumbuh menjadi generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki hati yang peduli terhadap sesama,” kata Koordinator Alat Peraga PAR GKI, Kk Yopy Moniharapon, dalam sambutan penutupnya. “Lokakarya ini adalah langkah awal dalam perjalanan kita untuk membangun generasi muda yang beriman, bijak, dan peduli, yang akan menjadi berkat bagi gereja, bangsa, dan negara.”
Sumber Foto & Narasi : Pdt. Johan Wally- Bid. Pengajara SGKITP