
SinodeGKITP.Com – Bogor, Jawa Barat – Sebanyak 38 pemimpin gereja mitra dan manajer proyek dari berbagai wilayah di Asia Tenggara berkumpul di Bogor, Jawa Barat, Indonesia, untuk membahas respons gereja terhadap krisis iklim global. Pertemuan ini menyoroti dampak perubahan iklim yang semakin nyata di berbagai daerah, termasuk di Indonesia.
Para pemimpin gereja yang hadir berasal dari berbagai wilayah, termasuk Timor Leste, Papua (Papua Barat), Nusa Tenggara Timur (NTT), Sumba, Bali, Maluku, Halmahera, Talaud, dan Jawa Barat. Mereka berkumpul untuk merefleksikan bagaimana gereja-gereja dapat merespons dengan setia dan berkolaborasi dalam menghadapi tantangan-tantangan yang diakibatkan oleh perubahan iklim.
Salah satu sorotan utama dalam pertemuan ini adalah refleksi yang disampaikan oleh Pdt. Andrikus Mofu, Ketua Sinode GKI di Tanah Papua. Beliau menyampaikan refleksi yang kuat berdasarkan Kitab Kejadian 1:31 dan Yohanes 10:10. Pdt. Andrikus mengingatkan bahwa Allah menciptakan dunia dengan sangat baik, namun kebaikan tersebut kini terancam oleh krisis iklim yang tidak mengenal batas.
“Pergumulan satu daerah dengan daerah lain saling berkaitan,” ujar Pdt. Andrikus, menyoroti berbagai dampak perubahan iklim yang dirasakan di berbagai wilayah. Banjir di Timor Leste, naiknya permukaan air laut di Papua, kekeringan di NTT, serta pergeseran pola cuaca di Bali dan Maluku, adalah beberapa contoh nyata dari krisis ini.
Pertemuan ini bertujuan untuk mendorong gereja-gereja di Asia Tenggara agar lebih aktif dalam merespons krisis iklim dan bekerja sama dalam mencari solusi. Para pemimpin gereja diharapkan dapat membawa pulang pemahaman dan strategi baru untuk diterapkan di komunitas masing-masing.
Pertemuan ini diselenggarakan oleh Uniting World, sebuah organisasi yang bekerja sama dengan gereja-gereja di Asia Tenggara dalam berbagai program pengembangan masyarakat.
#GKITP #sorotan #papua @topfans #gkiditanahpapua
Sumber; Uniting World