
Jayapura, Papua – Badan Pekerja (BP) Sinode Gereja Kristen Injili (GKI) Di Tanah Papua menyampaikan dukacita mendalam dan menyesalkan keras kejadian terhadap para guru dan tenaga medis di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, pada 21 Maret 2025. Peristiwa tragis ini mengguncang komunitas GKI di Tanah Papua, khususnya di Klasis GKI Yalimu Anggruk, yang selama ini dikenal sebagai wilayah pelayanan yang aman.
Ketua BP Sinode GKI Di Tanah Papua, Pdt. Andrikus Mofu, M.Th, dalam konferensi pers yang digelar di Jayapura, menegaskan bahwa kejadian ini sangat disesalkan dan mengejutkan semua pihak. “Anggruk adalah wilayah pelayanan GKI Di Tanah Papua. Klasis GKI Yalimu Anggruk memiliki 65 jemaat yang tersebar di 8 lingkungan dan 9 distrik. Di pusat Klasis, kami memiliki SD YPK Daniel Anggruk, tempat para guru yang menjadi korban bekerja sebagai pengajar,” ungkap Pdt. Andrikus Mofu.
Pdt. Andrikus Mofu menjelaskan bahwa wilayah Yalimek, termasuk Anggruk, memiliki sejarah panjang dalam pelayanan GKI. Generasi tua Yalimek, setelah menerima Injil, meminta kepada VEM (Vereinte Evangelische Mission) dan GKI untuk membangun asrama dan menyekolahkan anak-anak mereka. Hasilnya, banyak anak-anak Yalimek yang kini menjadi sarjana dan berkontribusi dalam pembangunan wilayah mereka sendiri, termasuk di Kabupaten Yahukimo.
“Pusat Klasis GKI Yalimu-Anggruk selama ini sangat aman dan tidak pernah terjadi peristiwa kekerasan seperti yang terjadi saat ini,” tegas Pdt. Andrikus Mofu. Oleh karena itu, GKI merasa sangat penting untuk menyampaikan pernyataan resmi guna menjawab situasi dan berita yang berkembang dalam beberapa hari terakhir.
GKI Di Tanah Papua menyerukan kepada semua pihak untuk menahan diri dan tidak terpancing oleh provokasi yang dapat memperkeruh suasana. Mereka juga mendesak aparat keamanan untuk segera mengusut tuntas kasus ini dan membawa pelaku ke pengadilan. Selain itu, GKI mengajak seluruh masyarakat untuk bersama-sama menjaga perdamaian dan keamanan di Tanah Papua.
“Gereja mengabarkan Injil yang menghadirkan tindakan penyelamatan dan pembebasan dari keterbelakangan. Kami akan terus berkomitmen untuk melayani masyarakat di Tanah Papua, termasuk di wilayah Yalimek, dan berkontribusi dalam pembangunan yang berkelanjutan,” pungkas Pdt. Andrikus Mofu.
Peristiwa ini menjadi duka mendalam bagi GKI Di Tanah Papua dan seluruh masyarakat. Diharapkan, kejadian serupa tidak akan terulang kembali, dan perdamaian di Tanah Papua dapat terus terjaga.