MINGGU,14 JULI 2024 | KALENDER GEREJAWI : MINGGU BIASA
PEMBACAAN ALKITAB ; I SAMUEL 3;1-21
TEMA : DILENGKAPI DALAM PANGGILAN ALLAH.
By : Pdt Nelson Kapitarau,S.Th,MM
PENDAHULUAN ;
Kitab 1 Samuel, bersama dengan 2 Samuel, ditulis pada periode akhir abad ke-10 SM atau awal abad ke-9 SM. Namun, sebagian besar isinya berdasarkan tradisi lisan dan catatan tertulis yang lebih awal. Kitab ini mendokumentasikan peristiwa dari akhir zaman hakim-hakim hingga awal zaman raja-raja di Israel, sekitar 1100 SM hingga 970 SM.
Penulis Kitab 1 Samuel tidak diketahui dengan pasti, dan tidak ada klaim eksplisit dalam kitab ini mengenai penulisannya. Secara tradisional, beberapa orang percaya bahwa Nabi Samuel, Nabi Nathan, dan Nabi Gad mungkin terlibat dalam penulisan atau pengumpulan materi untuk kitab ini (1 Tawarikh 29:29). Kemungkinan besar, kitab ini disusun oleh sekelompok penulis yang bekerja pada periode yang berbeda.
Kitab 1 Samuel ditulis dalam konteks transisi besar dalam sejarah Israel. Pada awal kitab, Israel berada di bawah kepemimpinan para hakim, yang sering kali bersifat sementara dan lokal. Rakyat Israel menghadapi ancaman yang terus menerus dari bangsa-bangsa tetangga seperti orang Filistin. Ketidakstabilan politik dan spiritual mendorong bangsa Israel untuk meminta seorang raja, yang mengarah pada pengangkatan Saul sebagai raja pertama Israel dan kemudian Daud. Pasal 3 khususnya menceritakan peristiwa penting dalam kehidupan Samuel, yang dipanggil oleh Tuhan untuk menjadi nabi di masa muda.
Kitab 1 Samuel ditulis untuk bangsa Israel. Tujuannya adalah untuk memberikan catatan sejarah mengenai transisi dari masa hakim-hakim ke masa monarki. Selain itu, kitab ini bertujuan untuk mengajarkan pelajaran rohani dan moral, menunjukkan kesetiaan Tuhan kepada umat-Nya, serta pentingnya ketaatan dan iman kepada Tuhan. Kitab ini juga berfungsi sebagai pengingat tentang pentingnya kepemimpinan yang benar dan dampak dari ketidaktaatan terhadap perintah Tuhan.
1 Samuel 3:1-21 menceritakan panggilan Samuel oleh Tuhan. Samuel, seorang anak yang melayani di hadapan Tuhan di bawah pengawasan Imam Eli, mendengar panggilan Tuhan tiga kali pada malam hari. Pada awalnya, Samuel mengira bahwa Eli yang memanggilnya, tetapi Eli menyadari bahwa itu adalah panggilan Tuhan. Eli menasihati Samuel untuk merespons panggilan tersebut dengan berkata, “Berbicaralah, TUHAN, sebab hamba-Mu ini mendengar.” Tuhan kemudian menyampaikan pesan-Nya kepada Samuel, yang berisi penghukuman atas keluarga Eli karena dosa anak-anaknya yang tidak dihentikan oleh Eli. Peristiwa ini menandai awal pelayanan Samuel sebagai nabi dan hakim di Israel.
PENJELASAN AYAT PERAYAT :
Berikut adalah penjelasan ayat per ayat dari 1 Samuel 3:1-21:
Ayat 1 : Samuel masih seorang anak muda yang melayani di hadapan Tuhan di bawah bimbingan Imam Eli. Firman TUHAN jarang: Pada masa itu, komunikasi langsung dari Tuhan (melalui nabi atau penglihatan) sangat jarang terjadi. Hal ini menunjukkan periode spiritual yang kering di Israel.
Ayat 2 :Mata mulai kabur: Menunjukkan kondisi fisik Eli yang menurun, melambangkan juga penurunan spiritual bangsa Israel pada waktu itu.
Ayat 3 : Lampu rumah Allah: Lampu menorah di Bait Suci yang harus tetap menyala sepanjang malam. Ini menunjukkan bahwa peristiwa ini terjadi menjelang fajar. Samuel tidur di dalam bait suci: Samuel tidur di tempat yang dekat dengan kehadiran Tuhan, menunjukkan kesetiaannya dalam melayani Tuhan.
Ayat 4 : TUHAN memanggil: Ini adalah panggilan Tuhan yang pertama kepada Samuel. Ya, bapa: Samuel mengira Eli yang memanggilnya, menunjukkan bahwa ia belum mengenali suara Tuhan.
Ayat 5 : Berlarilah ia kepada Eli: Samuel menunjukkan ketaatannya dengan segera merespons panggilan yang ia kira dari Eli. Tidurlah kembali: Eli belum menyadari bahwa Tuhan yang memanggil Samuel.
Ayat 6 : TUHAN memanggil lagi: Panggilan kedua dari Tuhan, dan Samuel masih mengira itu Eli. Aku tidak memanggil engkau: Eli masih belum menyadari panggilan Tuhan kepada Samuel.
Ayat 7: Belum mengenal TUHAN: Samuel belum memiliki pengalaman pribadi dengan Tuhan dan belum terbiasa mendengar suara-Nya.
Ayat 8 : Panggilan ketiga kalinya: Tuhan memanggil Samuel lagi, dan kali ini Eli menyadari bahwa Tuhan yang memanggil Samuel.
Ayat 9: Berbicaralah, TUHAN: Eli mengajari Samuel bagaimana merespons panggilan Tuhan dengan sikap tunduk dan siap mendengar.
Ayat 10: Berdiri di sana: Kehadiran Tuhan yang nyata dan jelas. Samuel! Samuel!: Panggilan Tuhan yang penuh kasih dan perhatian. Berbicaralah, sebab hamba-Mu ini mendengar: Respon Samuel yang menunjukkan ketaatan dan kesiapan untuk mendengar.
Ayat 11: Suatu perkara: Tuhan akan melakukan sesuatu yang sangat penting dan mengejutkan. Telinga… berdesing: Menunjukkan betapa mengerikan dan mengejutkan tindakan Tuhan yang akan datang.
Ayat 12: Segala yang telah Kufirmankan: Tuhan akan melaksanakan hukuman yang telah dinyatakan sebelumnya terhadap keluarga Eli.
Ayat 13 : Menghukum keluarganya untuk selama-lamanya: Hukuman yang berat dan kekal. Anak-anaknya telah menghujat Allah: Dosa anak-anak Eli yang tidak dihukum oleh Eli.
Ayat 14 : Tidak akan dihapuskan dengan korban: Tidak ada pengampunan melalui korban; dosa keluarga Eli sangat besar sehingga hukuman Tuhan tidak bisa dihindari.
Ayat 15 :Takut memberitahukan: Samuel takut untuk menyampaikan berita buruk itu kepada Eli, menunjukkan kesulitan seorang nabi dalam menyampaikan pesan Tuhan.
Ayat 16: Eli memanggil Samuel: Eli ingin tahu apa yang Tuhan katakan kepada Samuel.
Ayat 17:Jangan sembunyikan: Eli mendesak Samuel untuk menyampaikan seluruh pesan Tuhan tanpa menyembunyikan apapun. Allah menghukum engkau: Ancaman Eli untuk mendorong Samuel berkata jujur.
Ayat 18: Samuel memberitahukan segalanya: Samuel dengan jujur menyampaikan seluruh pesan Tuhan kepada Eli. Dia TUHAN: Respon Eli menunjukkan penerimaan yang tunduk terhadap keputusan Tuhan, meskipun itu berarti hukuman bagi keluarganya.
Ayat 19 :TUHAN menyertai dia: Samuel tumbuh menjadi nabi yang setia, dan semua firman Tuhan yang disampaikan melalui Samuel digenapi.
Ayat 20 :Seluruh Israel: Seluruh bangsa Israel, dari utara (Dan) hingga selatan (Bersyeba), mengakui Samuel sebagai nabi Tuhan.
Ayat 21: Terus menampakkan diri: Kehadiran Tuhan terus nyata di Silo melalui Samuel. Firman-Nya: Tuhan berbicara kepada Samuel melalui firman-Nya, mengukuhkan Samuel sebagai nabi.
PENERAPAN DALAM KEHIDUPAN JEMAAT:
Dalam 1 Samuel 3:1-21, kita melihat bagaimana Tuhan memanggil Samuel untuk menjadi nabi-Nya di masa depan. Meskipun Samuel masih muda dan belum mengenal suara Tuhan, Tuhan tetap memanggilnya dan membimbingnya untuk memahami panggilan tersebut. Tema ini menekankan bahwa Tuhan melengkapi kita untuk panggilan yang telah Ia tetapkan bagi kita, tidak peduli usia atau kondisi kita saat ini. Untuk itu ada beberapa pesan penting buat kitasaat ini yaitu:
- Mendengar Panggilan Tuhan : Seperti Samuel yang belum mengenal suara Tuhan pada awalnya, kita juga mungkin tidak langsung mengenali panggilan Tuhan dalam hidup kita. Namun, penting untuk tetap membuka hati dan telinga kita untuk mendengar panggilan Tuhan. Mari Luangkan waktu dalam doa dan pembacaan Alkitab setiap hari. Berlatihlah mendengar suara Tuhan melalui firman-Nya dan bimbingan Roh Kudus. Mintalah Tuhan untuk memberikan hati yang peka dan telinga yang mendengar.
- Ketaatan dalam Merespons Panggilan Tuhan: Samuel merespons panggilan Tuhan dengan ketaatan, meskipun ia awalnya bingung dan mengira itu panggilan dari Eli. Setelah Eli menyadari bahwa Tuhan yang memanggil, ia mengarahkan Samuel untuk merespons dengan berkata, “Berbicaralah, sebab hamba-Mu ini mendengar.” Ketika merasa bahwa Tuhan memanggil kita untuk melakukan sesuatu, responlah dengan ketaatan dan kesediaan. Bersedialah untuk berkata, “Berbicaralah, Tuhan, sebab hamba-Mu ini mendengar.” Ini bisa berarti memulai pelayanan baru, membantu orang lain, atau membuat perubahan dalam hidup kita yang sesuai dengan kehendak Tuhan.
- Percaya bahwa Tuhan Melengkapi : Samuel mungkin merasa tidak siap atau tidak layak untuk panggilan besar tersebut, tetapi Tuhan yang memanggilnya juga yang melengkapinya. Tuhan menyertai Samuel dan memastikan bahwa firman-Nya tidak dibiarkan gugur. Untuk itu Percayalah bahwa jika Tuhan memanggil kita, Ia juga akan melengkapi kita dengan apa yang kita butuhkan untuk menjalankan panggilan tersebut. Jangan takut akan keterbatasan atau kekurangan diri. Fokuslah pada kekuatan dan penyertaan Tuhan dalam hidup kita.
- Kesediaan untuk Menyampaikan Firman Tuhan : Samuel merasa takut untuk menyampaikan pesan Tuhan kepada Eli karena itu adalah pesan penghukuman. Namun, dengan dorongan Eli, Samuel akhirnya memberitahukan segala sesuatu yang Tuhan katakan. Kita juga mungkin merasa takut atau tidak nyaman untuk menyampaikan kebenaran firman Tuhan, terutama jika itu melibatkan teguran atau koreksi. Namun, kita dipanggil untuk menjadi saksi yang setia, menyampaikan kebenaran dengan kasih dan keberanian. Jadilah saluran berkat dan kebenaran Tuhan dalam komunitas dan lingkungan kita.
- Mengakui dan Menerima Kehendak Tuhan: Eli menunjukkan penerimaan yang tunduk terhadap kehendak Tuhan meskipun itu berarti hukuman bagi keluarganya. Dia berkata, “Dia Tuhan, biarlah diperbuat-Nya apa yang dipandang-Nya baik.” Dalam hidup kita, ada saat-saat ketika kita harus menerima kehendak Tuhan yang mungkin tidak sesuai dengan harapan atau keinginan kita. Tetaplah percaya bahwa Tuhan tahu yang terbaik dan menerima kehendak-Nya dengan hati yang tunduk dan penuh iman.
KESIMPULAN: 1 Samuel 3:1-21 mengajarkan kita tentang pentingnya mendengar dan merespons panggilan Tuhan dengan ketaatan. Tuhan memanggil kita untuk melayani-Nya dan Ia melengkapi kita dengan apa yang kita butuhkan untuk menjalankan panggilan tersebut. Dengan kesediaan, kepercayaan, dan keberanian, kita bisa menjadi alat Tuhan yang efektif dalam menyampaikan firman-Nya dan menjalani kehendak-Nya dalam hidup kita. Mari kita berdoa agar kita selalu dilengkapi dan dipimpin oleh Tuhan dalam setiap panggilan yang Ia tetapkan bagi kita. Amin.