Pegangan Pelayan Ibadah GKI di Tanah Papua Tahun 2024 Triwulan ketiga Juli-Agustus-September 2024
“Injil Yang Memberdayakan Keutuhan Ciptaan”
MINGGU BIASA, 14 JULI 2024 | PEMBACAAN ALKITAB : 1 SAMUEL 3:1-21
TEMA : “DILENGKAPI DALAM PANGGILAN ALLAH”
LATAR BELAKANG
Kita telah mencapai hari ke-196 hari ini, minggu ke-28, minggu ke-2 dari bulan Juli dalam tahun 2024. Melalui Renstra GKI tahun 2024, GKI rumuskan sebagai tahun “Pemberdayaan” dan fokus triwulan III Juli-Agustus-September 2024 arahnya kepada “Injil Yang Memberdayakan Keutuhan Ciptaan”. Fokus triwulan ke-3 ini didasarkan pada pelayanan Firman Tuhan yang akan berlangsung atau digunakan dari teks Firman Tuhan minggu ini, yaitu dari 1Samuel 3:1-21, penekanannya yang dipanggil Tuhan, dilengkapi Tuhan untuk memasyurkan dan mengagungkan Tuhan, dengan melayani sesama, dasar firman Tuhan ini memicu semangat pelayanan minggu ini untuk merealisasikan pelaksanaan Renja triwulan ke-3 yang berlangsung di Jemaat, Klasis dan Sinode.
Kitab 1 Samuel di kenal sebagai kitab peralihan yaitu peralihan dari prinsip teokrasi (Tuhan yang memimpin bangsa Israel secara langsung sebagai Raja yang tidak terlihat secara fisik) kepada sistem kerajaan sekuler (yang terlihat secara fisik) seperti bangsa-bangsa sekitar. Ini menimbulkan kedurhakaan yang menyebabkan kesengsaraan tetapi bagi bangsa Israel kondisi tersebut disebabkan karena tidak memiliki raja. Pandangan ini sesungguhnya kontras sebagai suatu bangsa yang dipilih oleh Allah sebagai umat kepunyaan-Nya. Disisi lain telah terjadi krisis moral sekaligus iman dari imam Eli sehingga mendatangkan murka Tuhan terhadap dirinya dan keluarganya (I Sam 2:28-31).
PENJELASAN TEKS
Panggilan Allah kepada Samuel terjadi ketika dia ajarkan tradisi (kebiasaan) keagamaan dan melaksanakan kewajibannya di kemah suci itu di sisi lain imam Eli memelihara dan melengkapinya sebagai mentor (pembimbing) untuk melatihnya mendengarkan panggilan itu dan menjadi hamba Allah. Dengan demikian pekerjaan Allah dalam kehidupan Samuel tidak dimulai ketika dia dipanggil tetapi jauh sebelumnya artinya bahwa dalam proses pembimbingan kebiasaan keagamaan itulah Samuel dipersiapkan untuk melakukan tugasnya di masa yang akan datang, dia sendiri tidak tahu tetapi proses yang berlangsung dalam campur tangan Tuhan itulah yang menunjukan masa depan seseorang. Dan berikut dibawah ini kita pelajari proses tersebut yang dibagi menjadi empat bagian.
Ayat 1-10 krisis kerohanian pemimpin dan umat dan tampilnya kerohanian generasi baru.
Dalam pasal ini kita temukan penyataan diri Allah kepada seorang nabi muda untuk menghidupkan kembali penyataan diri Allah untuk kelangsungan hidup dan relasi umat dengan Allah melalui hamba-Nya. Maka panggilan Tuhan kepada Samuel menjadi perhatian di dalam bagian pertama di pasal ini sebab dikatakan firman TUHAN jarang, penglihatan-penglihatanpun tidak sering. Sedangkan Samuel muda dibimbing oleh imam Eli. Hal ini memperlihatkan beberapa pesan mendasar yaitu pertama, bagaimana cara Tuhan mau menyatakan keputusan-keputusan-Nya sebelum Dia bertindak. Kedua peranan Eli sebagai mentor (pembimbing) secara usia dan fisik bahkan kerohanian pun tidak menunjang Samuel yang belum mengerti apa-apa disekitar pekerjaan dan panggilan sebagai nabi yang berproses. Ketiga kalau Tuhan yang panggil itu berarti orang tersebut yang sesuai dengan kehendak-Nya apalagi tersirat bahwa kondisi saat itu Tuhan tidak lagi berbicara kepada umat melalui hamba-Nya. Hal penting yang dipelajari pada bagian pertama yang telah disinggung di atas antara lain
- Samuel sudah menjadi pelayan Tuhan, tidur dekat tabut Allah.
- Secara fisik imam Eli sudah lanjut usia dan berbaring di tempat tidur
- Lampu Bait Allah belum dipadamkan
- Tiga kali Samuel dipanggil tetapi belum terlatih untuk mendengar suara Tuhan
- Setelah dibimbing (berkata dan lakukan seperti yang didengar).
Krisis yang paling mengerikan dalam kehidupan orang percaya bukan persoalan materi (uang, jabatan dan sejenisnya) tetapi yang mengerikan adalah hilangnya wibawa rohani pemimpin serta relasinya dengan Tuhan, sebab didalamnya kita tidak dapat mendengar dan mengerti pesan dan maksud Tuhan.
Ayat 11-14 firman Tuhan tentang masa depan Israel dan keluarga Eli Dibagian kedua ini kita temukan dua pesan yang punya hubungan dengan masa depan baik tentang sebuah masa depan bangsa tetapi juga keluarga imam Eli melalui Samuel yang mendapat penglihatan atau pesan Allah. Tentang umat Israel telinga mereka akan bising dengan kabar yang tidak menggembirakan (bandingkan 2 Raja-Raja 21:12 dan Yeremia 19:3) yakni malapetaka akibat moral yang buruk. Untuk Eli dan keluarganya secara tegas disampaikan akan dihukum oleh Tuhan dan ini menjadi poin penting dalam melakukan tugas atas nama Tuhan disekitar panggilan pekerjaan-Nya untuk tetap menjaga kekudusan.
Ayat 15-18 rasa hormat dan kejujuran atas nama kebenaran
Di bagian ini mau menyatakan bahwa dalam sebuah relasi untuk pekerjaan disekitar panggilan tugas aspek rasa hormat dan kejujuran menjadi norma yang sangat penting dan kita pelajari Samuel memposisikan dirinya sebagai pribadi yang terlalu muda dan rasa hormat pada orangtua tetapi lebih persisnya ialah dia enggan untuk menyatakan apa yang didengarnya dari Tuhan, apalagi itu menyangkut nasib orang yang dia kenal dan sedang dia hadapi yakni Eli. Namun bahasa Eli yang mengajak Samuel untuk jujur, maka Samuel pun berkata sesuai dengan apa yang dia dengar dari Tuhan untuk Eli, maka kata Eli Dia Tuhan semua keputusan ada pada kehendak bebas-Nya.
Ayat 19-21 penyertaan dan kehadiran Tuhan kepada Samuel dalam jabatan nabi di Silo
Jika Tuhan yang menghendaki seseorang untuk tujuan-Nya, maka Dia jugalah yang akan menyertai. Apalagi hidup seturut dengan firman Tuhan. Pola hidup atau kehidupan rohani seperti ini adalah citra seorang hamba Tuhan yang berkenan di hadapan Tuhan, Dia yang akan membesarkan dan menunjukan tujuan-tujuan-Nya lewat kehidupan hamba-Nya. Hal ini kita lihat dalam bacaan saat ini bahwa dari seluruh Israel mulai dari Dan sampai Bersyeba mulai mengetahui kalau Samuel telah dipercayakan sebagai nabi di Silo.