Lapisan-lapisan kebudayaan itu tidak statis, masing-masing saling berpenetrasi maka unsur kebudayaan yang universal selalu ada dalam perubahan. Injil selalu berhadapan dengan unsur-unsur kebudayaan ini. Kebudayaan bisa menjadi kendaraan untuk mengantar manusia masuk dan berjumpa dengan Kristus. Sewaktu Yesus memberitakan Injil la ditentang oleh Yudaisme dalam soal-soal Yudaisme dalam soal-soal doktrin dan kesucian, perkawinan, sistim ekonomi yang berlandaskan usaha kerja, sedang Injil menekankan anugerah Allah sebagai jaminan kehidupan (Matius,5:25-34); tentang kasih dan keadilan yang menentang hukum balas- membalas (Mat.5:38-48). Hal yang sama terjadi setelah Injil dibawa keluar Israel kepada masyarakat Helenisme dan Roma. Injil menentang absolutisme kekaiseran Romawi,hal mana kaisar dianggap dan dipuja sebagai Tuhan.
Kegiatan Pelatihan Penguatan Kapasitas dengan metode Penginjilan Tiga saja ini dimaksudkan untuk menemukan suatu disaing metode Pl baru bagi proses pemberitaan Injil dalam GKI di Tanah Papua. Kita dapat pahami dengan baik bahwa ada berbagai suku-suku bangsa yang telah sedang dan akan datang ke tanah Papua, baik yang telah percaya kepada Yesus Kristus maupun yang belum percaya kepada Yesus Kristus. Mereka ini menjadi tanggungjawab gereja dalam hal dapat menginjili mereka, hingga mengimani Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru’Selamatnya.
Kegiatan ini akan melibatkan para pendeta dan anggota jemaat yang telah mengikuti KURSUS KAIROS dan menjadi fasilitator. Fasilitator ini perlu dilatih Kapasitasnya untuk bagaimana melakukan penginjilan bagi suku-suku yang terabaikan oleh orang-orang percaya di Tanah Papua dan dunia. Diharapkan bahwa setelah kegiatan ini berakhir kita GKI Di Tanah Papua akan memiliki Group Penginjilan yang disipkan melakukan penginjilan.