
Lebih lanjut, Pdt. Andris W. Tjoe secara khusus mengingatkan generasi muda tentang “salib-salib” modern yang harus dipikul, yaitu berbagai tantangan dan godaan berat. “Kalau hari ini orang muda tidak bisa mempertahankan imannya, dia akan jatuh dalam godaan itu,” tegasnya. Beliau menyoroti ancaman nyata yang menggerogoti kehidupan pemuda di Papua saat ini. “Kota provinsi kita, tanah kita, sedang dilanda dengan kehidupan yang sangat besar sekali yang menggorgoti kehidupan kita: obat-obat terlarang, narkoba, ip [lem aibon], minuman keras. Dengan jalan salib ini kita diingatkan untuk bagaimana kita mempertahankan iman dan percaya kita sebagai generasi muda,” seru Pdt. Andris, mengajak pemuda untuk teguh dalam iman. Beliau juga menyerukan pertobatan dan pengampunan, serta komitmen menjauhi narkoba, minuman keras, dan seks bebas demi menikmati berkat Tuhan.
Sekretaris BP Klasis GKI Port Numbay, Pdt. Anike Mirino, M.Si, Teol, turut memberikan pandangannya mengenai signifikansi kegiatan ini dalam konteks gerejawi yang lebih luas. Beliau menyoroti hubungan erat antara kegiatan Persekutuan Anggota Muda ini dengan tema pelayanan GKI Di Tanah Papua. “Kegiatan Jalan Salib yang diinisiasi oleh Persekutuan Anggota Muda ini sangat relevan dengan tema sentral GKI Di Tanah Papua di Tahun Kesehatian ini,” ungkap Pdt. Anike. “Melalui penghayatan bersama akan sengsara Kristus, khususnya dalam momentum Minggu Kesengsaraan ini, kita melihat wujud nyata kesehatian iman generasi muda kita. Ini adalah bentuk kesatuan hati dalam merenungkan pengorbanan terbesar bagi penebusan kita,” jelasnya.
Kegiatan Jalan Salib ini meninggalkan kesan mendalam bagi para peserta. Prosesi yang menggabungkan ibadah, refleksi, dan fragmen visual ini berhasil menyampaikan pesan pengorbanan Kristus sekaligus relevansinya dengan perjuangan hidup generasi muda saat ini. Momen ini menjadi pengingat kuat akan panggilan untuk hidup dalam kasih, mengabdikan diri kepada Tuhan, dan setia dalam beribadah sebagai benteng melawan pengaruh negatif. Acara ditutup dengan doa bersama yang dipimpin oleh Pdt. Andris W. Tjoe dan nyanyian Kidung Jemaat Nomor 33, memperkuat nuansa ibadah komunitas.
Harapannya, semangat dan pesan dari Jalan Salib ini akan terus membekas di hati para pemuda Pam Klasis Port Numbay. Semoga kegiatan ini mampu memperkuat iman mereka, memberikan kekuatan untuk menghadapi tantangan hidup, serta mendorong mereka untuk menjauhi segala bentuk godaan yang merusak seperti narkoba dan pergaulan bebas. Dengan iman yang kokoh dan kehidupan yang berintegritas, generasi muda diharapkan dapat menjadi berkat bagi gereja, masyarakat, dan Tanah Papua, sebagaimana diserukan dalam yel-yel penutup, “Pam GKI Klasis Portumbai tetap jaya jaya jaya!”