
SinodeGKITP.Com Jayapura – Persekutuan Anggota Muda (PAM) GKI Klasis Port Numbay sukses menggelar kegiatan Fragmen Jalan Salib yang penuh makna pada Jumat, 11 April 2025 lalu. Kegiatan yang dimulai pukul 15.00 WIT ini mengambil rute dari Halaman Gedung GKI Harapan Abepura hingga Lapangan Kampus STFT I.S. Kijne Abepura. Puluhan pemuda-pemudi Kristen turut serta dalam prosesi ini, menghayati kembali kisah sengsara Yesus Kristus. Jalan Salib ini menjadi momen penting untuk refleksi iman mendalam mengenai pengorbanan Kristus. Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan membentengi generasi muda dari berbagai tantangan dan godaan zaman sekarang.
Kegiatan Jalan Salib ini dirancang tidak hanya sebagai peringatan historis, tetapi juga sebagai sarana kontemplasi spiritual bagi para peserta, khususnya kaum muda. Kehadiran Badan Pekerja (BP) Klasis GKI Port Numbay, yang terdiri dari Ketua Pdt. Andris Welfianus Tjoe, M.Th, Wakil Ketua Pnt. Rasmus Datje Siahaya, SH, MM, dan Sekretaris Pdt. Anike Mirino, M.Si, Teol, turut memberikan dukungan penuh pada acara ini. Suasana khidmat terasa sepanjang prosesi, di mana para peserta diajak merenungkan setiap perhentian dalam perjalanan sengsara Yesus. Melalui fragmen-fragmen yang ditampilkan, para pemuda diharapkan dapat lebih mendalami makna kasih dan pengorbanan Yesus di kayu salib, serta merasakan dukungan dari pimpinan klasis dalam perjalanan iman mereka. Momen ini menjadi kesempatan berharga untuk berefleksi tentang perjalanan hidup dan iman pribadi di tengah dunia modern.
Dalam sambutannya di sela-sela kegiatan, Pdt. Andris W. Tjoe, yang juga menjabat sebagai Ketua BP Klasis, menekankan urgensi penghayatan penderitaan Kristus sebagai fondasi iman. Beliau menyebut kegiatan ini sebagai momen luar biasa yang menggetarkan hati. “Jalan salib ini mengingatkan kita tentang kasih dan pengorbanan Kristus di kayu salib bagi kita,” ujar Pdt. Andris. “Jalan salib yang kita buat sore ini membantu kita untuk menghayati tentang penderitaan Yesus itu. Jalan salib ini juga memberikan kesempatan bagi kita untuk kita berefleksi dan memperdalam iman kita,” tambahnya, menyoroti fungsi ganda kegiatan ini sebagai pengingat historis sekaligus pendorong refleksi iman personal.