
MINGGU, 3 MARET 2024
KELENDER GEREJAWI : MINGGU SENGSARA IV
PEMBACAAN ALKITAB : MARKUS 9:2-13
TEMA : PEMULIAAN YESUS
LATAR BELAKANG
Kita sudah mencapai hari ini adalah hari ke-63, minggu ke-9 adalah minggu pertama dalam bulan ke-3 Maret tahun 2024. Minggu sengsara ke-4. Dalam minggu pertama bulan Maret, kita diarahkan kepada tema “pemberdayaan” dengan fokus triwulan 1 (satu) adalah: “TUHAN Sumber Utama Pemberdayaan”. Firman Tuhan yang mendatangi kita untuk merefleksikan makna pemberdayaan dan juga menggumuli semua karya kita sepanjang minggu ini, minggu sengsara ke-4 dari Markus 9: 2-13
Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, Pembacaan kita di hari ini menceriterakan tentang Yesus dimuliakan diatas gunung. Tujuan Penulisan surat Markus 9:2-13 adalah memperkuat dan memberi dasar iman bagi orang-orang percaya, dan mendorong mereka untuk tetap setia menderita demi Injil, dengan memperhadapkan kepada mereka kehidupan, penderitaan, kematian serta kebangkitan Yesus, bagi mereka yang tetap setia dan percaya.
PENJELASAN TEKS
Pasal 26 Berbicara tentang Yesus yang naik ke atas gunung untuk berdoa bersama dengan tiga murid-Nya: Petrus, Yakobus dan Yohanes. Ketika sedang berdoa, wajah Yesus berubah, pakaian-Nya juga menjadi putih berkilau-kilauan. Menurut Injil Markus, wajah Yesus berubah rupa sedemikian rupa hingga bercahaya seperti matahari, sementara pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti terang. Peristiwa ini sering disebut sebagai transfigurasi perubahan bentuk atau rupa. Dalam peristiwa itu, Musa sebagai pemimpin peziarahan orang Israel meninggalkan Mesir dan Elia nabi nampak dalam kemuliaan. Bagian ini juga berbicara tentang waktu, dan keikutsertaan pada murid bersama dengan Yesus menyaksikan bagaimana Yesus dimuliakan dengan berubah wujud di depan murid-murid-Nya. Yesus juga sedang berbicara tentang Allah yang menyatakan diri dalam kemuliaan di atas gunung, kematian-Nya di kayu salib dan kebangkitan-Nya. Hanya tiga orang murid yang diajak Yesus dalam teks ini, yakni Petrus, Yakobus, dan Yohanes. Para murid yang disebutkan namanya ini mereka bukan yang terbaik, Ketiga murid ini sering menghampiri Yesus pada saat-saat yang genting karena itu mereka setia sampai akhir hidupnya. Mereka adalah saksi mata atas peristiwa perubahan rupa Yesus ke dalam tubuh kemuliaan.
Peristiwa Transfigurasi atau perubahan bentuk ini diyakini sebagai salah satu dari lima peristiwa penting dalam kehidupan Yesus (pembaptisan, penyaliban, kebangkitan dan kenaikan-Nya ke surga). Transfigurasi Yesus di atas gunung merupakan bentuk penyataan jatidiri Kristus sebagai Anak Allah, sehingga manusia dapat mengenal-Nya sebagai Juru selamat yang membawa kehidupan baru kepada seluruh umat manusia.
Yesus berubah wujud-Nya menjadi penuh kemuliaan dengan pakaian yang sangat putih berkilat-kilat (2-3). Lalu, Elia dan Musa kelihatan berbicara dengan Yesus. Petrus merasa berbahagia dan mengatakan Rabi, betapa bahagianya kami berada di tempat ini, Sehingga yang muncul dalam pikirannya Petrus adalah keinginan untuk mendirikan kemah bagi Tuhan, bagi Musa dan satu untuk Elia. Elia adalah seorang Nabi yang gigih memperjuangkan kesetiaan orang Israel kepada Allah. Musa dan Elia mewakili dua bagian utama dalam Perjanjian Lama yaitu kitab Taurat dan Kitab-kitab para Nabi, kedua tokoh ini di panggil oleh Allah untuk menyerukan umat untuk memperbaharui hidup mereka sesuai dengan kehendak Allah.
Pasal 9-10 Pasca peristiwa Yesus berubah wujud, Yesus melarang mereka menceritakan kepada siapapun hingga kebangkitan-Nya. Yesus mengetahui bahwa orang-orang Israel saat itu sedang mencari Pemimpin untuk memerintah sebagai raja, ada juga yang mengharapkan tokoh yang mampu melakukan berbagai mujizat namun misi Yesus yang sejati hanya dapat disempurnakan dengan kematian-Nya. Kelihatannya mereka tidak paham ungkapan Yesus mengenai “Bangkit dari antara orang mati (9-10). Dengan begitu Yesus akan mengalahkan dosa dan kebangkitan-Nya akan berarti mengalahkan kuasa maut. Yesus Kristus adalah Tuhan. Dia memilih orang- orang tertentu dan diberi kesempatan untuk melihat serta mendengar hal yang tidak dapat dilihat dan didengar oleh banyak orang. Orang-orang pilihan ini harus mengerjakan tugas dan menanggung penderitaan yang lebih berat dari orang-orang lain karena mereka setia kepada Yesus.
Dalam ayat 11 – 13 Pertanyaan tentang siapakah yang akan datang, Yesus menjelaskan dua fakta.
- Pertama : bagi orang yang telah percaya kepada Yesus “Elia” itu adalah Yohanes Pembaptis karena ia telah mempersiapkan jalan bagi Yesus. Yohanes menolak bahwa dirinya adalah Elia yang bangkit dari kematian tetapi ia melayani dalam roh kuasa.
- Kedua : Beberapa penulis mengatakan seperti dalam Wahyu 11:2-12 Bangsa itu tidak menerima pelayanan Yohanes Pembaptis, jika saja mereka menerima Yohanes, dan ia akan menjadi Elia yang diutus Allah dan mereka pasti akan menerima Yesus.
PENERAPAN
Saudara-saudara Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus, Yesus sendiri rela meninggalkan keadaan yang nyaman dan masuk dalam keadaan yang tidak nyaman demi menyelamatkan manusia. Yesus mengajarkan kepada para murid bahwa kemuliaan dalam penderitaan lebih agung dari kemuliaan atas gunung. Ada banyak tawaran dalam hidup kita yang benar-benar menjanjikan kenikmatan dan kenyamanan. Namun hanya ada satu tawaran yang benar- benar menjamin kebahagiaan sejati, yaitu tawaran dari Tuhan. Tawaran Tuhan adalah kesetiaan dalam penderitaan dan kebahagiaan hidup. Kita cenderung tinggal di zona nyaman seperti yang dialami Petrus, Yakobus dan Yohanes: “Betapa bahagianya kami berada di tempat ini”. Sikap semacam ini akan menyulitkan kita untuk melihat rencana Tuhan dalam setiap gerak-gerik hidup kita. Maka, melalui peristiwa transfigurasi, Yesus hendak mengajarkan kepada kita bahwa kebahagiaan di gunung Tabor akan kita dapatkan jika kita mau meninggalkannya dan naik ke Golgota. Ada tabor, ada golgota. Ada kebahagiaan, pasti ada penderitaan.
Kebahagiaan akan kita dapatkan jika kita mampu bertahan hidup dalam penderitaan, darah dan air mata. Apakah kita sudah berani untuk meninggalkan zona nyaman. Dalam hidup kita dan berani bergerak menuju Penderitaan. Mungkin kita lebih senang mencari kenikmatan duniawi tanpa peduli dengan situasi yang ada di sekitar kita. Seorang bapak bisa saja mencari aman di tempat lain, dan membiarkan anak dan istri berada dalam zona yang tidak nyaman. Hal pertama yang harus kita lakukan adalah berani untuk berubah dan mampu mengendalikan dari kenikmatan duniawi. Sebab, tidak ada kesenggangan tanpa ada penderitaan. Dan ketika kita telah mencapai penderitaan maka Allah akan menjadikan kita sebagai anak-Nya dan berkenan di hadapan-Nya. Tuhan memberkati dan menolong kita dengan Firmannya. Amin.
__________________________________________
Link Berdonasi Softcopy File PDF E-Book :
Bahan KOTBAH & TATA IBADAH.PDF (Bank DANA)
Bahan KOTBAH & TATA IBADAH.PDF (Bank BRI)